Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 30 ribu anak panah busur paralon dari 800 pemanah memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) yang dilakukan di Universitas Narotama (Unnar) Surabaya, Sabtu.
Rektor Unnar Rr Iswachyu Dhaniarti DS ST M.HP mengatakan pemecahan rekor MURI ini dilakukan atas kerja sama Unnar dengan Perpani (Persatuan Panahan Indonesia) sekaligus dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis Universitas Narotama yang ke-36.
"Pesertanya sendiri dari Perpani, UKM Panahan Unnar, anak SD, SMP, SMA dan umum dari seluruh Jawa Timur. Jadi hari ini memang yang mendaftar jauh melebihi target. Target awal dari itu 600, namun ternyata antusiasmenya lebih jadi kita tampung," kata dia.
Iswachyu mengatakan digelarnya pemecahan rekor MURI ini sendiri karena Unnar merupakan perguruan tinggi yang konsen ke cabang olahraga tersebut. Hal itu ditunjukkan dengan adanya UKM Panahan di Unnar yang dilatih oleh atlet panahan nasional yang juga mahasiswa Unnar, Riau Ega.
"Tujuan yang pertama itu melihat secara global bahwa panahan merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di internasional. Kita melihat bagaimana pembibitannya, dari anak-anak usia dini," ujarnya.
Dengan acara ini semoga bisa jadi wadah untuk pemanah, terutama bibit-bibit muda mengembangkan potensinya.
Wakil Ketua Umum Koni Jatim Sucipto mengapresiasi ajang pemecahan rekor MURI yang diselenggarakan Unnar bersama Perpani. Menurutnya dengan memanah menggunakan paralon bisa memberikan alternatif untuk bibit-bibit muda belajar memanah.
"Olahraga panahan adalah salah satu olahraga dengan biaya mahal. Namun dengan ini hanya dengan Rp50 ribu sudah bisa belajar memanah," kata dia.
Dirinya berharap dengan pemecahan rekor ini akan muncul lebih banyak bibit-bibit muda pemanah dari Jatim khususnya Surabaya yang akan menjadi andalan Indonesia di kancah internasional seperti halnya Riau Ega.
Sementara itu, Manager MURI Sri Widayati mengatakan ada dua rekor MURI sekaligus yang dipecahkan di Unnar.Pertama yaitu memanah sasaran dengan anak panah terbanyak, ditargetkan 30 ribu anak panah dan akan tercatat di Muri sebagai rekor yang ke-7.811.
"Kedua adalah memanah secara non stop dengan waktu terlama yang dilakukan Deny Trisianto dengan target 4 jam. Jika tercapai maka akan tercatat di Muri sebagai rekor yang ke-7.812," paparnya.
Dia mengatakan, sebelumnya sudah ada rekor memanah yang dicatat di Muri yaitu pemanah dengan peserta terbanyak yaitu 239 dengan menggunakan 4.830 anak panah yang dilaksanakan di Sumedang pada 20 Mei 2006. (*)