Surabaya (Antaranews Jatim) - Panel beton temuan dosen Universitas Narotama (Unnar) Surabaya Fredy Kurniawan dipilih Dinas Pekerjaan Umum (PU) menjadi material utama pembangunan Rumah Instan Sehat Sederhana (Risha) untuk korban gempa di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ditemui di Surabaya, Selasa, Fredy mengatakan meterial panel beton yang ada di Risha telah teruji laboratorium uji gempa mampu menahan getaran hingga 8 skala Richter dan akan menggantikan 32.129 atau keseluruhan rumah yang rusak karena gempa.
"Tapi saat ini masih fokus membuat sekitar 3.000-4.000 rumah di Lombok Timur dan Lombok Utara. Sekarang kami sudah membangun 20 unit rumah contoh karena memang dibutuhkan banyak orang untuk membangun sekian banyak unit rumah," kata dia.
Lulusan Heriot Watt University Inggris itu juga menjelaskan bahwa Risha telah terpasang sebanyak 40.000 unit di seluruh Indonesia sejak 2004.
Risha juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar karena pembangunannya melibatkan masyarakat setempat, serta material dasarnya pun menggunakan bahan lokal. Sehingga, masyarakat sekitar mendapatkan dampak ekonomi yang positif.
"Untuk membangun satu unit rumah, dibutuhkan satu tim yang terdiri dari empat orang yang dapat menyelesaikannya dalam satu hari. Itu berarti, untuk menyelesaikan 3.000 unit rumah maka dibutuhkan waktu sekitar 10 bulan," ujarnya.
Fredy berharap akan mendapatkan tambahan anggota tim agar pembangunan Risha bisa berjalan lebih cepat.
Satu unit Risha, sambungnya, membutuhkan biaya sekitar Rp22 juta yang terdiri atas struktur fondasi dan 138 panel beton, serta atap. Sisanya bisa dilakukan oleh masyarakat setempat, mulai dari dinding hingga ruangan di dalam rumah.
Sebagai peneliti, Fredy juga menyarankan rumah Risha dengan struktur panel beton ini dipadukan dengan dinding rangka bambu berjarak 5 centimeter yang dilapisi dengan semen.
"Bambu adalah kearifan lokal yang memiliki uji tarik setara dengan besi, sehingga kuat menahan getaran gempa dan menyeimbangi struktur panel beton yang sudah sangat kuat," ujarnya.
Menurutnya, dinding dari rangka bambu yang dipadukan pada struktur rumah telah diuji secara empiris selama 30 tahun di Bali. Banyak juga penelitian mengenai dinding rangka bambu, sehingga sangat cocok jika dipadukan dengan struktur panel beton Risha.
Alumnus Asian Institute of Technology Thailand itu menambahkan, penggunaan bata, triplek, ataupun silika boks juga bisa dilakukan, namun dinding hasilnya tidak terlalu tahan getaran. Sehingga meskipun struktur kuat menahan bangunan tetap berdiri tegak, namun dinding tetap bisa runtuh ketika gempa datang.(*)