Film karya siswa SMA Khadijah tersebut berjudul Mata Hati Mbah Djoyokadri yang berkisah tentang Mbah Djoyokardi, dari Lamongan, yang seorang diri merawat dan membesarkan anak angkat bernama Indah. Indah mengalami disabilitas intelektual, sehingga belum sempat mengenyam pendidikan formal.
Khofifah yang ikut menyaksikan film tersebut di SMA Khadijah Surabaya, Minggu mengatakan film tersebut memberi inspirasi sebab mengambil tema dan pesan yang dalam. Mbah Djoyokardi, kata dia, tidak berhenti memberi tanggung jawabnya kepada Indah, sementara kondisinya sendiri serba kekurangan.
"Indah adalah anak angkat, kondisinya disabilitas intelektual. Tapi, kasih sayang Mbah Djoyokardi tidak berhenti," kata Khofifah yang juga Ketua Umum Yayasan Taman Pendidikan Sekolah (YTPS) Khadijah.
Khofifah menambahkan, film ini merupakan potret pentingnya kepedulian sosial, solidaritas sosial, dan pentingnya tanggung jawab kepada sesama dari seorang Mbah Djoyokardi.
"Sebagai ketua umum, saya terkejut dengan hasil siswa SMA Khadijah ini. Apalagi dari 268 karya film, mereka masuk 2 besar," kata dia.
Setelah melihat kondisi Mbah Djoyokardi, Khofifah mengaku akan segera mengintervensi, terutama dalam memberi bantuan. Dia menjelaskan, Mbah Djoyokardi termasuk dalam program keluarga harapan (PKH) lansia karena berusia di atas 70 tahun.
"Mbah Djoyokardi juga berhak mendapat rumah tinggal layak huni (Rutilahu) dan besar 15 kg per bulan. Minimal tiga ini yang kami intervensi," tuturnya.
Sementara itu, Kepala SMA Khadijah Mas'ud mengatakan, awal mula pembuatan film ini karena kegiatan sekolah yang diadakan rutin, yakni safari sosial. Safari ini bertujuan untuk membantu anak-anak di yang membutuhkan.
"Uang tersebut dikumpulkan dari sumbangan per siswa yakni Rp 1.000," kata dia.
Setelah uang terkumpul, kata Mas'ud, siswa berkeliling ke daerah-daerah mencari sasaran yang diberi bantuan. "Kebetulan menemukan Indah bersama Mbah Djoyokardi di Lamongan. Siswa kami pun terinspirasi untuk membuat film pendek tentang mereka," jelasnya.
Dia melanjutkan, film ini dibuat oleh lima anak. Mereka adalah Eva S C sebagai produser, Azzahra Syafiera sebagai sutradara, Yovi Izha Maraya sebagai editor, Iqbal Sahrul sebagai sutradara seni, dan Faisa Musahiroh sebagai penata suara.
Zahra mengatakan, proses pembuatannya selama satu bulan lebih. Sementara itu untuk roses akting Mbah Djoyokardi, lanjut dia, lebih banyak natural dan sedikit arahan.
"Yang paling lama dalam proses pembuatan film ini adalah editing. Karena kami harus kumpul semua agar editing sesuai keinginan," tandasnya. (*)
Video oleh : Hanif N