Sampah masih dan akan terus menjadi permasalahan besar bagi pemerintah baik di pusat hingga daerah untuk dikelola dengan baik. Sebab, jika tidak dikelola dengan baik, maka limbah itu akan menimbulkan masalah baru yang lebih rumit, mulai dari penyakit hingga polusi lingkungan hidup baik udara, air, maupun tanah.
Melihat keadaan itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun terus berupaya melakukan pengelolaan sampah yang baik dengan melibatkan masyarakatnya. Melalui kerja kerasnya, Kota Madiun telah mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di bidang perdagangan, pariwisata, dan investasi yang berbasis lingkungan hidup di wilayahnya hingga layak meraih Adipura Kirana tahun 2016 untuk tingkat kota sedang dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla kepada Wakil wali Kota Madiun Sugeng Rismiyanto dengan didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar di Istana Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Provinsi Riau pada Jumat (22/7).
Inovasi pengelolaan sampah yang baik tersebut diwujudkan dengan adanya bank sampah Matahari di Kelurahan Winongo yang mampu mendaur ulang sampah rumah tangga menjadi barang yang bernilai ekonomi. Sehingga memberikan penghasilan tambahan bagi ibu-ibu rumah tangga anggotanya.
Upaya daur ulang sampah tersebut juga masuk top 99 inovasi pelayanan publik terbaik versi Kemenpan RB. Selain itu, pemanfaatan gas metan di tempat pembuangan akhir (TPA) Winongo untuk 200 rumah tangga di sekitarnya juga dinilai luar biasa sehingga mengurangi kebutuhan pembelian bahan bakar.
"Di situlah letak fungsi ekonominya. Mampu "menyulap" sampah menjadi sesuatu yang menghasilkan uang dan pemanfaatan gas metan dari sampah sebagai pengganti bahan bakar," ujar Wakil Wali Kota Madiun Sugeng Risminyanto.
Hal lain yang membuat Kota Madiun layak membawa pulang Piala Adipura Kirana adalah upaya pemkot dalam pembuatan 3.801 sumur resapan di bawah trotoar yang tersebar di 31 ruas jalan di Kota Madiun. Sumur resapan itu berfungsi sebagai tangkapan air untuk mengurangi genangan setelah hujan deras mengguyur, sekaligus tambahan cadangan air tanah.
"Tahun depan akan dikembangkan berdasarkan kelas jalan. Hal itu merupakan perwujudan dari komitmen Pemkot Madiun dalam menyiapkan anggaran sebesar 4,3 persen dari APBD untuk lingkungan hidup," kata dia.
Sugeng menambahkan, gerakan massal berwawasan lingkungan dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan "Madiun Go Green and Clean 2016" yang melibatkan sebanyak 27 kelurahan di wilayah setempat juga ikut memberi andil dalam peraihan Adipura Kirana 2016.
Dimana program Madiun Go Green and Clean 2016 bertujuan mewujudkan kondisi lingkungan masing-masing kelurahan yang teduh, bersih, sehat, dan indah, serta pengelolaan sampah rumah tangga yang mandiri.
Sesuai rencana, Piala Adipura Kirana akan diarak keliling Kota Madiun pada Senin (25/7). Adapun start arakan piala akan dimuai dari halaman Balai Kota Madiun dan berakhir di TPA Winongo untuk melakukan syukuran dan selamatan di lokasi tersebut.
"Kirab dan selamatan tersebut sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT karena berhasil meraih Adipura Kirana. Ini merupakan prestasi dan kebanggaan bagi seluruh warga Kota Madiun," ujar Sugeng.
Dengan penghargaan tersebut, ia ingin warganya semakin semangat dan memiliki kesadaran yang tinggi dalam menjaga kebersihan lingkungan di Kota Madiun.
Raih Sejumlah Prestasi Lainnya
Selain sukses meraih Adipura Kirana, keberhasilan Kota Madiun masih ditambah lagi dengan adanya empat sekolah yang mengantongi sertifikat Adiwiyata Mandiri.
Adapun, empat sekolah yang berhasil meraih Sertifikat Adiwiyata Mandiri 2016 antara lain, SD Negeri Patihan, SMP Negeri 11, SMP Negeri 13 dan SMA Negeri 4 Kota Madiun.
Penyerahan sertifikat bergengsi tersebut dilakukan bersamaan pada acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia Tingkat Nasional, yang dilaksanakan di Kabupaten Siak, Riau.
Adiwiyata Mandiri merupakan program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
Melalui program itu diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghidarkan dampak lingkungan yang negatif. Selain itu, warga sekolah, terlebih siswa, dikenalkan dengan materi lingkungan hidup dalam proses belajar, sehingga turut berpartisipasi melestarikan dan menjaga lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya.
Selain empat sertifikat Adiwiyata Mandiri untuk empat sekolah, Kota Madiun juga berhasil meraih empat prestasi lagi pada peringatan Hari Keluarga Nasional Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan di Kabupaten Lamongan 20 Juli 2016 lalu.
Keempat prestasi tersebut antara lain, peringkat I Pelaksana Terbaik Posyandu Kategori Kota, Peringkat II Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga Kelompok BKB "Permata Bunda" Kota Madiun, dan peringkat II Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga Kaber BKR "Kenanga" (Sri Mulyani M), serta Peringkat I Kelompok PIK R/M Basis Masyarakat "Jendela Remaja".
"Memang kami mendapat lebih dari yang lain. Ini benar-benar membanggakan. Diharapkan, prestasi tersebut semakin ditingkatkan menjadi lebih baik lagi," tutur Wakil Wali Sugeng.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Madiun Suwarno mengapresiasi peran masyarakat hingga Kota Madiun berhasil meraih Adipura Kirana dan sejumlah prestasi lainnya.
"Ini keberhasilan seluruh masyarakat. Kami imbau, upaya menjaga kebersihan dan lingkungan hidup harus terus ditingkatkan agar tahun depan bisa meraih prestasi lebih baik lagi," ucapnya, berharap. (*)