Surabaya (Antara Jatim) - Program Studi Diploma IV (D-IV) Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, menerima mahasiswa baru tahun ajaran 2016/2017 dari kalangan Hafiz Quran 30 Juz, namun tetap melalui tes.
"Dalam konteks ini, hafal Quran 30 juz dapat digunakan sebagai salah satu prestasi untuk penerimaan mahasiswa baru, seperti juga kita menghargai mereka yang berprestasi dalam bidang non-akademik lain," kata Kepala Prodi D-IV Teknik Sipil ITS, Dr Machsus ST MT, di Surabaya, Rabu.
Ia menjelaskan kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut dari kebijakan Rektor ITS yang telah membuka kesempatan masuk ITS bagi hafiz dan hafizah Al Quran 30 juz yang sudah dilakukan melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN.
"Namun, calon mahasiswa baru yang hafal Quran 30 juz itu tetap harus mengikuti jalur penerimaan yang resmi (tes) dengan syarat tambahan melampirkan sertifikat resmi hafidz 30 juz tersebut," katanya.
Menurut dia, sertifikat itulah yang nantinya akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi Prodi D-IV Teknik Sipil untuk bisa menerima hafiz tersebut sebagai mahasiswa baru.
Prodi D-IV Teknik Sipil merupakan "pintu lain" bagi calon mahasiswa yang gagal masuk ITS melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN. Pendaftarannya dilakukan secara daring/online melalui website ITS di http://smits.its.ac.id pada tanggal 9 Juni - 20 Juli 2016.
Terkait biaya kuliah yang juga menggunakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk program ini tetap normal, sama dengan mahasiswa dari program regular lainnya.
"Tidak ada UKT khusus bagi hafiz 30 juz ini. Jadi, prinsipnya tetap akan dievaluasi kemampuan orang tuanya masing-masing supaya berkeadilan dalam menggunakan UKT," katanya.
Artinya, bagi yang mampu tetap harus membayar UKT yang besarnya proporsional terhadap penghasilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sebelumnya, Rektor ITS Prof Joni Hermana dikabarkan menerima hafidz Quran 30 Juz tanpa Tes dan Gratis untuk masuk ITS, namun berita yang beredar secara viral melalui media sosial dan grup-grup WhatsApp itu dibantah.
"Wah, kayaknya wartawannya salah memahami. Kalau saya akan menerima mahasiswa baru yang hafal Quran 30 juz memang benar adanya, tapi kalau tanpa tes dan gratis itu tidak benar, apalagi saya yang menguji sendiri secara langsung. Itu tidak benar," kata Rektor ITS Prof Joni Hermana dalam Buka Bareng Kantin ITS (23/6).
Menurut dia, hafiz Quran adalah suatu prestasi calon mahasiswa yang harus dihargai, bahkan setara dengan mereka-mereka yang jadi juara dalam bidang-bidang tertentu, baik akademik maupun nonakademik, yg selama ini digunakan sebagai dasar pertimbangan penerimaan mahasiswa baru.
"Tapi, saya juga tidak mengujinya secara langsung, tapi syaratnya cukup yang bersangkutan melampirkan sertifikat resmi hafiz 30 juz itu. Selain itu, mereka juga tetap harus tes melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN. Juga, mereka tidak kuliah gratis, melainkan sesuai prinsip UKT yang berkeadilan, termasuk lewat Bidikmisi dan tidak bayar bila memang miskin," katanya.
Ia menambahkan kalau ada calon mahasiswa lain yang hafal penuh kitab suci non-Quran juga akan dipertimbangkan juga dengan perlakuan yang sama. "Saya yakin ini fair sebagai pengejawantahan dari Sila 1 Pancasila," katanya. (*)