Madiun (Antara Jatim) - Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mengimbau petani di wilayah setempat untuk mewaspadai anomali cuaca yang cederung masih banyak hujan hingga memasuki bulan Juni 2016.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Madiun, Muhammad Najib, Sabtu, mengatakan, cuaca yang tidak menentu antara panas dan hujan saat ini dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi di sawah.
"Tanaman padi saat ini memasuki masa penyerbukan. Namun kondisi cuaca yang banyak turun hujan hingga petengahan tahun, sangat mempengaruhi proses penyerbukan tersebut. Jika penyerbukan gagal, maka dipastikan tanaman padi yang ada akan kopong bulirnya," ujar Najib kepada wartawan.
Menurut dia, tingginya curah hujan pada bulan Juni ini membuat tanaman padi yang siap memasuki masa penyerbukan roboh. Sehingga membuat proses penyerbukan terganggu.
Hal itu rawan terjadi di wilayah Kabupaten Madiun sebelah utara dan timur yang melakukan penanaman padi lebih awal dibandig wilayah lainnya. Seperti di Desa Klitik, Kecamatan Wonoasri, misanya.
"Untuk itu, petani yang melihat tanaman padinya sedang ambruk segera ditegakkan kembali. Hal itu agar padi tidak kopong karena pnyerbukannya tak sempurna," kata dia.
Kondisi yang demikian jika tidak disikapi serius, secara tidak langsung akan berdampak pada produksi padi Kabupaten Madiun secara keseluruhan.
Data Dinas Pertanian Kabupaten Madiun mencatat, jumlah produki beras di wilayah Kabupaten Madiun pada tahun 2016 ditargetkan mencapai 513.000 ton.
Pihaknya optimistis target produksi tersebut dapat tercapai seiring dengan upaya yang dilakukan oleh dinas terkait dan juga para petani bersangkutan.
Di antaranya, Dinas Pertanian rajin memberikan penyuluhan tentang sistem pola tanam yang benar sehingga siklus tanam padi tidak terganggu hama. Najib menilai, dengan memerhatikan pola tanam yang benar, sebaran dan serangan hama pada tanaman padi dapat dikendalikan dengan baik. (*)