Bojonegoro (Antara Jatim) - Sebanyak 380 embung di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang kapasitasnya berkisar 5.000-10.000 meter kubik per embung sebagian besar di antaranya masih penuh terisi air, karena memperoleh pasokan air hujan.
Sekretaris Dinas Pengairan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Moch. Husin, menjelaskan pengalaman tahun-tahun lalu sebanyak 380 embung rata-rata hanya tinggal separuhnya pada Juli.
Bahkan, menurut dia, menginjak pertengahan Juli kondisi air embung sudah habis, karena dimanfaatkan warga untuk berbagai keperluan termasuk untuk tanaman padi dengan cara disedot dengan mesin pompa air.
"Tapi sekarang ini hujan masih turun sehingga embung yang tersebar di 28 kecamatan masih memperoleh tambahan air hujan," katanya, menegaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan sesuai kebijaksanaan desa warga dilarang memanfaatkan air embung seluruhnya untuk tanaman padi dengan cara menyedot dengan mesin pompa air. Pengambilan air embung yang diperbolehkan dengan alat pengambil air tradisional.
Alasannya fungsi utama embung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga, seperti mandi, memandikan ternak, mencuci, juga lainnya.
Ia juga mencontohkan, embung yang airnya masih melimpah, antara lain, embung di Desa Mbondol, Kecamatan Ngambon, di Desa Sidomulyo, Kecamatan Kedungadem, dan Desa Kepoh, Kecamatan Kepohbaru.
Menurut dia, pemkab memprogramkan membangun 1.000 embung untuk mengatasi kesulitan air baku bagi warga di daerah yang selalu mengalami kekeringan di musim kemarau.
"Tapi untuk merealisasikan pembangunan 1.000 embung hambatannya salah satunya embung yang akan dibangun di atas tanah Perhutani yang belum memperoleh izin dari Menteri Kehutanan," katanya.
Kasi Pemanfaatan Sumber Daya Air Dodi Sigit Wijaya menambahkan air yang tertampung di Waduk Pacal di Kecamatan Temayang, juga masih cukup besar sekitar 17 juta meter kubik per detik, per 3 Juni.
Sekarang ini, lanjut dia, air Waduk Pacal dikeluarkan sekitar 5 meter kubik per detik untuk mengairi tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya yang masih berusia sekitar sebulan, sejak beberapa hari lalu.
Pengeluaran air Waduk Pacal juga untuk mengairi tanaman padi yang baru mulai tanam di sepanjang daerah irigasinya di sejumlah desa di Kecamatan Kepohbaru, Kanor dan Sumberrejo.
"Sesuai data ada tanaman padi musim tanam (MT) I kemarau di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal seluas 17.000 hektare baik yang berusia sebulan atau baru mulai tanam," ucapnya, menambahkan. (*)