Jember (Antara Jatim) - Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Kabupaten Jember, Jawa Timur, berdemonstrasi untuk menuntut kejelasan nasib karyawan toko busana muslim "Syafia Mall" pascaeksekusi pengosongan toko tersebut, Senin.
"Sarbumusi bersama para pekerja berunjuk rasa di depan Syafia Mall dan Kantor Pemkab Jember untuk menuntut kejelasan nasib sebanyak 136 pekerja Syafia Mall karena sudah tidak beroperasi lagi akibat kasus hukum yang menjerat pemilik toko busana muslim itu," kata Ketua Sarbumusi Jember, Umar Faruk, di Jember.
Ratusan buruh Syafia Mall terlantar setelah pemiliknya, Shiraz Hussein, dipenjara akibat kasus penipuan aset tanah dan Pengadilan Negeri Jember melakukan eksekusi untuk mengosongkan toko busana muslim itu pada 22 Februari 2016.
Menurut dia, belum ada solusi nyata terhadap 136 pekerja Syafia Mall yang kini terkatung-katung, sehingga Sarbumusi mendesak Pemkab dan DPRD Jember mengatasi persoalan tersebut.
"Kalau para pekerja itu di PHK, maka seharusnya mereka menerima pesangon sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan. Apabila dipindahkan ke kafe 'Campus Resto' milik Shiraz Hussein juga harus ada kejelasan," tuturnya.
Ia mengatakan Sarbumusi mendesak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) tidak tinggal diam dalam persoalan itu karena sebanyak 136 pekerja kehilangan pendapatannya dan tidak ada kejelasan nasib mereka dipekerjakan kembali atau di PHK.
Salah satu karyawan Syafia Mall, Ari Dharma Sulistyowati mengeluhkan tidak adanya kejelasan dari pihak manajemen Syafia Mall terkait dengan 136 pekerja yang bekerja di toko busana muslim tersebut.
"Sejak pemilik Syafia ditahan, General Manager mengundurkan diri. Nasib kami tidak jelas, tidak ada yang bertanggung jawab pemberian pesangon para pekerja yang terkatung-katung," katanya.
Pantauan di lapangan, para demonstran kemudian membubarkan diri dengan tertib karena tidak ditemui oleh Bupati Jember Faida.
Sementara itu, petugas Pengadilan Negeri Jember tetap melakukan eksekusi pengosongan barang di Syafia Mall dan aksi tersebut berjalan lancar tanpa adanya perlawanan dari para karyawan dan pemilik toko busana muslim karena eksekusi dijaga ketat oleh aparat kepolisian dan anggota TNI. (*)