Magetan (Antara Jatim) - Lima desa atau kelurahan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, merupakan daerah endemis penyebaran penyakit Demam Berdarah Degue (DBD) sehingga menjadi perhatian khusus Dinas Kesehatan setempat.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Magetan, Didik Setyo Margono, di Magetan, Jumat, mengatakan, kelima daerah tersebut dikategorikan endemis karena selalu ditemukan kasus penderita DBD dalam kurun waktu tiga tahun berturut-turut.
"Disebut endemis karena kasusnya selalu ada selama tiga tahun berturut-turut. Adapun, serangan demam berdarah cenderung disebabkan perilaku masyarakat yang kurang menjalankan pola hidup bersih dan sehat di ligkungan tepat tinggal masing-masing," ujar Didik Setyo kepada wartawan.
Data Dinas Kesehatan Magetan mencatat, kelima desa/kelurahan tersebut adalah, Kelurahan Selosari dan Kelurahan Tawanganom di Kecamatan Magetan Kota. Kemudian, Kelurahan Maospati di Kecamatan Maospati; Desa Stren, Kecamatan Bendo; dan Desa Lembeyan Kulon, Kecamatan Lembeyan.
Sementara, jumlah penderita demam berdarah di Magetan selama Januari hingga awal Februari tahun 2016 mencapai 35 penderita demam berdarah. Terbanyak berasal dari daerah Magetan selatan, seperti Parang dan Lembeyan.
Guna mencegah serangan demam berdarah yang lebih luas, pihaknya meminta masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Salah satunya dengan rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), yakni menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas yang dapat menjadi tempat genangan air," kata dia.
Selain itu, dinas terus berupaya melakukan penyuluhan dengan melibatkan kader-kader PKK hingga ke tingkat RT untuk menjaga kebersihan rumah dan melakukan PSN.
Selain melakukan PSN dengan menguras bak kamar mandi, petugas juga memberikan sosialisasi tentang penggunaan abate untuk disebar di air bak kamar mandi. Tujuannya untuk membunuh jentik-jentik nyamuk pembawa penyakit demam berdarah.
Sementara, khusus di daerah endemis, Dinas Kesehatan melakukan fogging atau pengasapan secara berkala guna membunuh nyamuk dewasa penyebar penyakit berbahaya tersebut. Warga diminta terus waspada karena demam derdarah masih rawan terjadi selama musim hujan berlangsung. (*)