Madiun (Antara Jatim) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Madiun, Jawa Timur, menerima 20 narapidana layaran atau pindahan dari Lapas Kelas IIA Kerobokan, Denpasar, Bali, setelah terjadi bentrokan antarkelompok yang menewaskan empat orang pada Kamis (17/12).
Kasi Bimbingan Keagamaan, Lapas Kelas I Madiun, Romi Novetrion, di Madiun, Rabu, mengatakan, ke-20 narapidana tersebut dipindah dari Bali pada Selasa (29/12) malam dengan pengawalan ketat petugas dari Brimob Polda Bali, Kejaksaan, dan Kantor Wiayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkum dan HAM) Bali.
"Pemindahan tersebut sesuai surat dari Kanwil Kemenkum dan HAM Bali atas dasar petunjuk Dirjen Pemasyarakatan. Saat ini, para narapidana tersebut ditempatkan di blok pengenalan lingkungan (Penaling) lapas setempat," ujar Romi kepada wartawan.
Pihaknya belum dapat memastikan sampai kapan ke-20 narapidana layaran tersebut akan berada di Lapas Madiun. Pihaknya hanya menjalankan tugas tersebut sesuai peraturan yang ada.
"Kami belum tahu pasti sampai kapan mereka akan berada di Lapas Madiun. Mungkin bisa sampai bebas, atau kalau di sini tidak bisa dibina maka akan dipindah ke Lapas lain," kata dia.
Ia menjelaskan, pertimbangan dipindahnya ke-20 narapidana tersebut dari Denpasar, Bali, ke Madiun, pertama karena alasan keamanan. Selain itu juga karena alasan pemeriksaan pengadilan atau penyidikan.
Seperti diketahui, setelah kerusuhan yang terjadi di Lapas Kerobokan Bali pada 17 Desember lalu, sebanyak 40 narapidana Lapas Kerobokan dipindah ke sejumlah lapas lain di Pulau Jawa dengan alasan keamanan.
Selain 20 narapidana dipindah ke Lapas Madiun, sebanyak 20 narapidana lainnya dilayar ke Lapas Porong Sidoarjo.
Informasi menyebutkan, bentrokan terjadi di Lapas Kerobokan pada Kamis (17/12). Bentrokan itu melibatkan anggota dua organisasi massa yang menjadi rival satu sama lain, yakni Laskar Bali dan Baladika.
Massa dari dua ormas tersebut datang ke Lapas Kerobokan karena mendengar kabar terjadi keributan yang melibatkan kawan mereka di dalam Lapas. Akibatnya, bentrokan yang semula terjadi di dalam lapas, melebar ke luar hingga menewaskan empat orang.
Dua orang diketahui tewas di dalam lapas, sedangkan sisanya di luar lapas. Kasus tersebut hingga kini masih diselidiki oleh kepolisian dan pihak terkait lainnya. (*)