BPBD Sumenep: 217 Bangunan Rusak Akibat Angin
Selasa, 2 Desember 2014 18:52 WIB
Sumenep (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menyatakan, sebanyak 217 bangunan mengalami kerusakan akibat angin kencang yang melanda empat desa di Kecamatan Batu Putih pada Senin (1/12) siang.
"Itu data terbaru yang kami peroleh setelah kembali turun langsung ke lokasi pada Selasa ini. Ada penambahan yang cukup signifikan terkait jumlah bangunan yang mengalami kerusakan," kata Kabid Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Sumenep, R Syaiful Arifin di Sumenep, Selasa malam.
Sebelumnya, BPBD Sumenep menyatakan, sesuai laporan yang masuk pada Senin malam, jumlah bangunan yang mengalami kerusakan di empat desa yang dilanda angin kencang itu sebanyak 61 unit.
Sejak Selasa pagi, petugas BPBD Sumenep kembali turun ke lokasi musibah untuk mendata sekaligus verifikasi ulang atas laporan yang masuk pada Senin malam.
"Sejak Selasa pagi hingga malam ini, kami masih di Batu Putih. Untuk menghindari hal-hal tak diinginkan, kami melibatkan pejabat yang tergabung dalam Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) Batu Putih dalam melakukan verifikasi ulang di lapangan," ujarnya, menerangkan.
Data terbaru dari BPBD Sumenep, jumlah bangunan yang rusak akibat angin kencang di Batu Putih Daya sebanyak 161 unit, yakni 10 rumah rusak total, tiga rumah rusak berat, lima rumah rusak sedang, 140 rumah rusak ringan, dan tiga masjid rusak ringan.
Sementara di Desa Batu Putih Laok terdapat 26 bangunan yang rusak, yakni satu rumah rusak total, dua rumah rusak sedang, dan 23 rumah rusak ringan.
Selanjutnya di Desa Batu Putih Kenek terdapat 12 bangunan yang rusak, yakni dua rumah rusak total, satu rumah rusak berat, delapan rumah rusak ringan, dan satu madrasah (sekolah) rusak ringan, dan di Desa Gedang Gedang sebanyak 18 bangunan yang rusak, yakni empat rumah rusak total dan 14 rumah rusak ringan.
"Lokasi terparah yang dilanda angin kencang memang di Desa Batu Putih Daya, tepatnya di sebelah utara perbukitan setempat. Daerah tersebut sulit dilalui kendaraan bermotor, pemukiman penduduknya berjauhan, dan juga tidak ada sinyal telepon seluler," kata Syaiful, menerangkan. (*)