Situbondo (ANTARA) - BPBD Kabupaten Situbondo, Jawa Timur mencatat beberapa rumah warga rusak akibat guncangan gempa bumi bermagnitudo 6,1 yang terjadi di Sumenep pada Selasa (30/9) tengah malam pukul 23.49 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bermagnitudo 6,5 dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,1 berpusat 56 kilometer Timur Laut Situbondo, dan 50 kilometer Tenggara Sumenep (Madura) dengan kedalaman 10 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.
"Iya benar gempa semalam untuk sementara dilaporkan ada tiga bangunan di Situbondo yang rusak, terdiri atas dua rumah dan satu mushalla sekolah dasar rusak ringan hingga sedang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo Sruwi Hartanto di Situbondo, Rabu.
Ia menyampaikan dua rumah terdampak gempa bumi berada di Kampung Semiring Utara, Desa Semiring, Kecamatan Mangaran, dan di Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, sedangkan mushalla sekolah dasar yang terdampak, yakni SDN 1 Alasmalang, Kecamatan Panarukan.
"Tim sampai saat ini masih di lapangan untuk melakukan pendataan terdampak gempa bumi ini," kata Sruwi Hartanto.
Sementara itu, Ahli Madya BMKG Stasiun Geofisika Pasuruan Syawaldin Ridha saat dihubungi dari Situbondo, mengatakan gempa yang terjadi pada Selasa (30/9) tengah malam itu dipicu oleh aktivitas sesar kambing atau sama dengan gempa yang terjadi pada 11 Oktober 2018.
Ia menjelaskan aktivitas sesar kambing bisa artikan Situbondo terancam oleh dua generator gempa, yakni sesar kambing dan sesar naik busur belakang.
Sehingga, semakin menegaskan bahwa Situbondo merupakan daerah rawan bencana gempa bumi.
Syawaldin Ridha mengimbau masyarakat Situbondo untuk lebih mengenal lingkungannya dan mampu melakukan evakuasi mandiri.
"Masyarakat harus memahami mitigasi pra, saat, dan setelah gempa bumi di wilayahnya untuk mengurangi risiko dari bencana alam," katanya.
