Situbondo (ANTARA) - BPBD Provinsi Jawa Timur (Jatim) menyalurkan bantuan bahan material bangunan dan logistik untuk Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jailani di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Situbondo, untuk rehabilitasi atap bangunan asrama putri yang ambruk.
Atap bangunan asrama putri pondok pesantren di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, itu ambruk pada Rabu (29/10) dini hari dan mengakibatkan seorang santriwati Putri Hemilia Oktaviantika (13) meninggal, sementara 18 korban lainnya luka-luka.
"Pertama kami menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah yang menimpa keluarga besar Ponpes Salafiyah Syafi'iyyah Syekh Abdul Qodir Jailani," kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Situbondo, Kamis.
Menurut dia, bantuan bahan material bangunan yang diserahkan ke pesantren yang terletak di wilayah barat Situbondo itu antara lain 50 sak semen dan 150 buah galvalum.
Selain bantuan material bangunan, lanjut Gatot, BPBD Jatim juga menyerahkan bantuan logistik berupa 15 terpal, 20 selimut, 10 paket family kit, 10 paket kidsware, dan 20 paket sandang wanita.
Ia berharap peristiwa tersebut bisa memberikan hikmah dan pembelajaran bagi semua kalangan tentang perlunya mitigasi bencana di lingkungan pesantren.
"Selain perlu mengenali potensi bencana alam di wilayah sekitar, di lingkungan pesantren juga perlu dikenalkan mitigasi bahaya kebakaran dan upaya penanggulangannya," kata Gatot.
Saat ini pihaknya juga sedang memperkuat ketangguhan di lingkungan pesantren melalui Program Pesantren Tangguh Bencana (Pestana) dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
"Nantinya pelatihan dan simulasi evakuasi bencana akan kami perkuat lagi di lingkungan pesantren," katanya.
Insiden ambruknya salah satu atap bangunan asrama putri pesantren itu terjadi pada Rabu (29/10) dini hari sekitar pukul 1.00 WIB saat semua santriwati tengah beristirahat, dan setelah hujan disertai angin atap asrama putri itu ambruk menimpa para santriwati yang sedang tidur.
Dari 19 orang santriwati itu, satu korban meninggal, dua korban menjalani perawatan medis di RSUD Besuki, sedangkan belasan santriwati lainnya mengalami luka ringan.
