Situbondo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mengirim tim sebagai upaya memulihkan gangguan psikologis masyarakat pascagempa bermagnitudo 5,4 yang terjadi pada Kamis (25/9) lalu.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Situbondo Sruwi Hartanto mengatakan upaya pemulihan oleh tim trauma healing salah satunya dilaksanakan di SDN 4 Sumberwaru Kecamatan Banyuputih, yang merupakan lokasi paling terdampak bencana gempa.
"Di sekolah dasar negeri di Desa Sumberwaru, tim trauma healing menghibur para siswa yang menjadi bagian untuk memulihkan gejala trauma mereka setelah di desanya dilanda gempa bumi," ujarnya kepada wartawan di Situbondo, Jawa Timur, Selasa.
SDN 4 Sumberwaru memiliki 130 siswa-siswi, dan sebagian besar rumah mereka terdampak bencana gempa dan mengalami kerusakan, mulai kerusakan ringan, sedang hingga kerusakan berat, bahkan ada satu rumah yang roboh.
Sruwi Hartanto menyampaikan tim pemulihan trauma itu juga menyasar kalangan dewasa dan orang tua karena mereka juga mengalami trauma usai bencana gempa merusak rumah dan isinya.
Selain melakukan trauma healing kepada warga terdampak gempa, lanjutnya, petugas juga memberikan sosialisasi tentang gempa bumi, termasuk juga memberikan pengetahuan apa yang harus dilakukan saat gempa terjadi.
"Edukasi mitigasi bencana penting untuk mengurangi risiko dampak dari bencana alam dan masyarakat juga kami beri pemahaman apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana gempa bumi," ujarnya.
Pada Kamis (25/9) sore, BMKG melaporkan terjadi gempa tektonik bermagnitudo 5,7 dan dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,4, dan pusat gempa 18 kilometer tenggara laut Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Situbondo.
Total ada sebanyak 145 rumah terdampak gempa dengan kerusakan yang bervariasi, mulai ringan, sedang dan berat. Rumah terdampak gempa tersebar di empat desa di Kecamatan Banyuputih yakni Desa Sumberwaru, Desa Sumberanyar, Desa Sumberejo dan Desa Wonorejo.
Pemerintah Kabupaten Situbondo telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp370 juta bersumber dari Biaya Tak Terduga atau BTT untuk perbaikan rumah warga terdampak bencana gempa. Dan pekan depan pemerintah daerah setempat akan mulai menyalurkan langsung kepada korban gempa melalui rekening bank.
