Pemkab Pamekasan Tingkatkan Anggaran Tekan Kemiskinan
Jumat, 21 November 2014 22:11 WIB
Pamekasan (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, meningkatkan anggaran pada rancangan APBD 2015, untuk menekan angka kemiskinan di wilayah itu.
Bupati Achmad Syafii di Pamekasan, Jumat, mengatakan, untuk menekan angka kemiskinan, pada APBD 2015 ini pemkab mengalokasikan anggaran sebesar Rp32 miliar lebih.
"Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding tahun 2013, karena saat itu hanya Rp13,9 miliar," kata Achmad Syafii.
Pada tahun 2013, jumlah keluarga miskin di Kabupaten Pamekasan sebanyak 21.304 KK dan berkat program pemberdayaan yang dicanangkan pemkab, angka keluarga miskin menurun.
"Saat ini, jumlah KK miskin yang terdata di Pemkab Pamekasan tinggal 20.652 KK atau berkurang 652 KK," katanya.
Penambahan alokasi anggaran untuk program pemberdayaan keluarga miskin pada rancangan APBD 2015, dimaksudkan agar jumlah keluarga miskin cepat berkurang.
"Penambahan anggaran ini juga dimaksudkan untuk mendukung status Kabupaten Pamekasan yang telah bebas dari status daerah tertinggal, seperti yang telah diumumkan Menteri PDT beberapa waktu lalu," katanya.
Pada tanggal 1 November 2014, Bupati Pamekasan Achmad Syafii mengumumkan bahwa Kabupaten Pamekasan telah terbebas dari status daerah tertinggal.
"Ini sesuai dengan keputusan Menteri PDT Nomor 141/2014," katanya, dalam keterangan pers di Pendopo Ronggosukowati, Pamekasan, kala itu.
Kabupaten Pamekasan termasuk dari 226 kabupaten di Indonesia yang masuk kategori tertinggal, tetapi kini telah terbebas dari status itu sejak 29 September 2014, bersamaan 70 kabupaten lain.
Di Jawa Timur, ada lima kabupaten yang masuk sebagai daerah tertinggal, yakni Kabupaten Sampang, Bangkalan dan Situbondo, Bondowoso, dan Pamekasan.
Dari 70 daerah yang terbebas dari daerah tertinggal itu, Kabupaten Pamekasan termasuk 10 terbaik, dengan menduduki peringkat kelima.
Pamekasan masuk dalam lima besar dengan indeks pembangunan manusia terbaik, yakni 6,11, tertinggi diantara tiga kabupaten lain di Pulau Madura.
Ia memaknai terentasnya Pamekasan sebagai kabupaten tertinggal ini sebagai sebuah prestasi. Namun demikian, katanya, pemkab tidak boleh puas dan menganggap segalanya baik, sebab masih banyak perbaikan yang perlu dikerjakan, seperti kesehatan, pendidikan ekonomi dan lainnya. (*)