Pakar: Kondisi Lingkungan Pengaruhi Status Gizi Anak
Rabu, 4 Desember 2013 15:20 WIB
Oleh Suriani Mappong
Makassar (Antara) - Spesialis gizi dari Universitas Hasanuddin, Makassar, Prof dr Veni Hadju, Ph.D mengatakan kondisi lingkungan memiliki pengaruh tinggi terhadap status gizi anak.
"Adanya kasus gizi buruk yang ditemukan di Sulsel, tidak sepenuhnya dipengaruhi soal kekurangan pangan, tapi dapat dipengaruhi banyak faktor di antaranya lingkungan si anak," kata Veni di Makassar, Rabu.
Menurut dia, faktor lingkungan misalnya ketika anak masih dalam kandungan ibunya itu kekurangan asupan gizi ataupun ibunya dalam kondisi tidak nyaman dan bekerja berat.
Sementara kondisi lingkungan lainnya yang turut berpengaruh adalah ketika anak sudah lahir dan tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dari keluarganya, karena faktor ekonomi ataupun minimnya pengetahuan keluarga untuk memberikan makanan bergizi pada anaknya.
"Semua itu dapat mempengaruhi status gizi anak, termasuk pola pikir, pola hidup dan budaya di sekitar anak bersangkutan," katanya.
Begitu pula, status gizi anak ketika dalam masa pertumbuhan juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar rumahnya.
Khusus kebutuhan energi anak usia Sekolah Dasar (7 -12 tahun) berkisar 1.800 - 2.200 Kilokalori. Karena itu, anak harus mendapat asupan lengkap zat gizi makro dan zat gizi mikro dari aneka ragam makanan.
"Anak harus terbiasa sarapan pagi, memilih jajanan sehat dan minum susu setiap hari minimal dua gelas atau setara 300 - 400 Kkalori," katanya.
Dia mengatakan, kandungan susu memiliki unsur gizi yang komplit, sehingga sangat dibutuhkan oleh anak dalam masa perkembangan.
Sementara itu, Brand Manager Frisian Flag Indonesia Refa Hayudi Griyanda mengatakan, perusahaan yang fokus pada produk susu ini merintis kegiatan "Gerakan Nusantara" yang mendukung peningkatan gizi dan kualitas hidup anak.
"Untuk tahap awal yang dicanangkan pada Agustus 2013, baru merambah 250 SD pada lima kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya dan Makassar," katanya.
Dia mengatakan, kegiatan itu mencakup sosialisasi mengenai nutrizi anak, pengadaan kantin sehat dan senam "Gerakan Nusantara". Khusus di Kota Makassar baru menjajaki 10 sekolah dari 25 sekolah yang menjadi target bantuan pengelolaan kantin sehat. (*)