Malang (Antara Jatim) - Pakar transportasi Universitas Brawijaya Malang Sugeng Prayitno Budio mengemukakan Jembatan Soekarno-Hatta yang menjadi jalur poros di kawasan Dinoyo, Kota Malang, rawan runtuh, karena kondisinya sudah tidak elastis lagi. "Kondisi jembatan yang dibangun 25 tahun itu sudah tidak layak dilewati kendaraan, apalagi jembatan tersebut menjadi titik kemacetan di kota ini. Oleh karena itu, pengguna jalan yang melintasi jembatan itu harus ekstra waspada," tegas Sugeng usai rapat koordinasi terkait uji forensik jembatan tersebut di Balai Kota Malang, Selasa. Sugeng yang juga Ketua Tim Uji Forensik Jembatan Soekarno-Hatta itu mengatakan berdasarkan uji forensik tahap pertama, jembatan yang berhadapan dengan pintu gerbang UB itu sudah tidak elastis, jika beban kendaraan semakin berat dan dalam kondisi berhenti (macet) bisa menimbulkan putusnya pengait jembatan. Jika salah satu pengait jembatan itu putus, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan pengait yang lainnya juga akan putus dan akhirnya runtuh. Apalagi jika sampai terjadi kebakaran, jembatan akan runtuh seketika, sebab usia jembatan sudah tua dan menjadi salah satu faktor pemicu rawan runtuh. Untuk memastikan kondisi jembatan, katanya, perlu dilakukan penelitian dan uji forensik lebih lanjut, sambil mencari solusi dan menerapkan rekayasa lalu lintas di kawasan Dinoyo. Ia mengakui uji forensik ini baru pendekatan awal, namun yang pasti kondisi jembatan Soekarno-Hatta harus segera dicarikan solusi, karena sudah tidak nyaman akibat kemacetan dan tidak aman karena kondisinya yang sudah tidak layak dilalui kendaraan. Menurut Ketua Jurusan Teknik Sipil UB itu, uji forensik lanjutan akan segera dilakukan dan membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua bulan. "Hasil uji forensik lanjutan ini juga segera kita laporkan ke Pemkot Malang," tandasnya. Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang Subari mengatakan rekayasa lalu lintas dengan sistem buka tutup di kawasan Jembatan Soekarno-Hatta akan diberlakukan mulai pekan ini. "Sistem crossing dengan membuka dan menutup jalur kita mulai nanti malam. Untuk pengoperasian traffic light dimulai akhir pekan ini. Rekayasa lalu lintas tersebut dilakukan agar kemacetan parah tidak terjadi di atas Jembatan Soekarno-Hatta," tegasnya. Kemacetan di atas jembatan khususnya pada pagi dan sore hari membuat beban jembatan semakin besar, padahal kondisi jembatan harus kosong, karena jembatan Soekarno-Hatta didesain untuk kendaraan bergerak, bukan untuk kendaraan diam. Subari menegaskan kalau sistem crossing telah diberlakukan dan ada warga yang melanggar, pasti akan dikenai sanksi tilang, apalagi di kawasan itu nanti ada petugas Dishub dan kepolisian yang berjaga. "Semua ini kami berlakukan demi keamanan dan kenyamanan pengguna jalan," tandasnya.(*)
Berita Terkait
Kementerian PU: Jembatan Soekarno-Hatta Malang Aman
9 Maret 2016 17:39
KemenPU Uji Beban Jembatan Soekarno-Hatta Kota Malang
7 Maret 2016 21:23
Pakar: Jembatan Soekarno Hatta Malang sudah tak Layak
11 Januari 2014 09:02
Pakar: Jembatan Soekarno Hatta Malang bisa Diselamatkan
1 Desember 2013 10:32
Kendaraan Berat Dilarang Lewat Jembatan Soekarno-Hatta Malang
2 September 2013 16:52
Golkar Jatim targetkan tambahan dua kursi DPRD Kota Malang
14 Desember 2025 20:12
DPRD minta Pemkot Malang segera isi jabatan strategis yang kosong
14 Desember 2025 14:30
Koordinasi lintas sektor kunci ciptakan situasi aman saat liburan
13 Desember 2025 22:15
