Malang (Antara Jatim) - Pakar konstruksi jembatan dari Universitas Brawijaya Sugeng P Budio menyatakan kondisi Jembatan Soekarno Hatta Kota Malang sudah tak layak karena bautnya banyak yang tidak berfungsi secara maksimal, sehingga tidak mampu menahan beban kendaraan. "Berdasarkan hasil kajian forensik yang kami lakukan, kondisi Jembatan Soekarno Hatta sudah sangat mengkhawatirkan, bahkan usianya diperkirakan hanya sampai satu tahun saja. Kalau tidak segera ditangani, jembatan akan ambruk," kata Sugeng P Budio, Sabtu. Menurut Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) Malang itu, baut jembatan sudah banyak yang tidak berfungsi. Akibatnya, beban yang disangga jembatan melebihi kapasitas yang seharusnya disangga. Selain kondisi baut, katanya, kerusakan juga terjadi pada pelat baja, khususnya yang ditempati baut sudah berlubang cukup lebar akibat penyambungan konstruksinya yang tidak tepat, bahkan banyak pelat baja yang kalah dengan murnya. Karena banyaknya pelat baja yang longgar, daya tahan jembatan akan berkurang. Padahal, Jembatan Soekarno Hatta yang ada di sisi timur itu setiap jamnya dilewati sekitar 4.000 kendaraan. Jembatan tersebut akan mampu bertahan sekitar satu tahun jika kendaraan yang melewatinya hanya sekitar 30 persen dari arus kendaraan yang lewat pada setiap jamnya dan arus lintas di atas jembatan itu juga tidak macet. Kondisi jembatan yang mengkhawatirkan tersebut, kata Sugeng, sebagai akibat dari tidak adanya perawatan secara rutin, sehingga banyak bagian jembatan yang mengalami korosi (karatan). Cepatnya terjadi kerusakan jembatan tersebut juga disebabkan banyaknya aspal yang mengelupas, sehingga air bisa masuk dalam konstruksi dan menyebabkan korosi. Selain itu, rubber gap pada jembatan yang seharusnya terisi karet juga sudah lama tidak berfungsi karena karet banyak yang hilang. Karet pada rubber gap berfungsi untuk menjaga elstisitas jembatan ketika terjadi getaran. "Sekarang ini jembatan sudah tidak ada penyeimbang," tegasnya. Sementara itu kondisi lendutan jembatan juga sudah melebihi ambang batas, sebab lendutan kelengkungan jembatan itu dirancang maksimal 6 sentimeter, namun sekarang sudah mencapai 18,7 sentimeter tanpa beban. Jika jembatan dalam kondisi macet, kelendutannya bisa mencapai 21 sentimeter. "Kelendutan yang telah melebihi ambang batas itu akan mengakibatkan jembatan bisa sewaktu-waktu runtuh," katanya, menandaskan. Menanggapi kondisi jembatan tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Pengawasan Bangunan (DPUPPB) Kota Malang Dr Jarot Edi Sulistyono mengatakan Pemkot Malang menyerahkan sepenuhnya ke Pemprov Jatim. Hanya saja, lanjutnya, setelah dilakukan koordinasi dengan Pemprov Jatim, ternyata rencana pembangunan Jebatan Soekarno Hatta tersebut sudah memasuki masa tender dan pertengahan tahun ini akan dibangun. "Pertengahan tahun ini Insya Allah sudah mulai dibangun. Anggarannya sekitar Rp40 miliar,' katanya, menambahkan.(*)
Pakar: Jembatan Soekarno Hatta Malang sudah tak Layak
Sabtu, 11 Januari 2014 9:02 WIB