UPT Bengawan Solo Perkirakan Banjir Semakin Surut
Kamis, 11 April 2013 8:15 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, memperkirakan banjir Bengawan Solo di daerah hilir Jatim akan semakin surut karena di daerah hulu tidak terjadi banjir.
"Ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jatim mulai Bojonegoro, Lamongan sampai Gresik akan semakin surut, sebab di daerah hulu Jateng juga Ngawi tidak terjadi banjir," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom.
Apalagi, lanjut dia, debit banjir luapan Bengawan Solo bisa mengalir dengan normal melalui sodetan Sedayu Lawas ke Laut Jawa dengan debit sekitar 420 meter kubik per detik.
Data di UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro turun menjadi 14,07 meter, Kamis pukul 06.00 WIB.
"Surutnya air Bengawan Solo di Bojonegoro sekitar 8 centimeter per jamnya," ucap petugas di Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Yono.
Sementara itu, ketinggian air di Babat, Lamongan, dalam waktu besamaan mencapai 8,46 meter (siaga III). Ketinggian air itu turun sekitar 7 centimeter dibandingkan enam jam sebelumnya.
Begitu pula ketinggian air di Laren dan Karanggeneng, Lamongan, juga mulai menurun pada waktu bersamaan 6,06 meter dan 4,52 meter, tetapi masih siaga III.
"Ketinggian air di Kuro Gresik masih naik, tapi statusnya siaga II dengan ketinggian 2,39 meter," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kanor, Jono, menyatakan warga di desanya masih melakukan penjagaan tanggul kanan Bengawan Solo di Grape yang kritis sepanjang 200 meter.
"Banjir Bengawan Solo di wilayah kami sudah mulai surut sekitar 0,50 meter, tapi warga masih terus berjaga untuk mengamankan tanggul Grape," jelasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Kasiyanto menjelaskan pendistribusian makanan bagi para pengungsi korban banjir yang berada di sejumlah lokasi terus dilakukan, baik melalui makanan siap saji nasi bungkus maupun berupa bahan mentah.
"Bahan mentah kami kirimkan ke posko bencana kecamatan untuk diolah yang selanjutnya dikirimkan ke pengungsi di daerah yang sulit dijangkau, misalnya sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan Baureno," jelasnya.
Sesuai data di BPBD setempat, banjir luapan Bengawan Solo dengan ketinggian air di Bojonegoro mencapai 15,55 meter, Selasa (9/4), mengakibatkan 113 desa yang tersebar di 15 kecamatan terendam air.
Ribuan warga yang rumahnya di daerah genangan banjir terpaksa mengungsi ke sejumlah lokasi, namun sejak sehari lalu sebagian sudah mulai kembali ke rumah masing-masing. (*)