Debit Banjir Bojonegoro 2.730,127 Meter Kubik/Detik
Jumat, 12 April 2013 17:55 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, mencatat debit Bengawan Solo ketika banjir yang baru saja terjadi mencapai 2.730,127 meter kubik/detik.
"Debit Bengawan Solo itu merupakan hasil pengukuran ketika ketinggian air di Bojonegoro mencapai 15,55 meter pada Selasa (9/4). Ketinggian air itu tertinggi selama banjir pada musim hujan ini," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Jumat.
Pengukuran debit Bengawan Solo itu, kata dia, dilakukan di lokasi Jembatan Kaliketek di Desa Banjarjo, Kecamatan Kota. Di lokasi itu lebar permukaan air 180 meter, sedangkan kedalaman air berkisar 10-12 meter.
"Kedalaman air di lokasi pengukuran tidak sama ada yang 10 meter, tapi ada juga yang 11 meter, bahkan ada juga 12 meter," ujarnya.
Selain itu, katanya, pihaknya juga melakukan pengukuran debit air Bengawan Solo di Jembatan Babat Lamongan, yang saat ini besarnya debit masih dalam penghitungan.
"Kemungkinan debit air Bengawan Solo di Babat Lamongan yang diukur ketika air tertinggi juga tidak jauh berbeda dengan hasil pengukuran debit air Bengawan Solo di Bojonegoro," katanya.
Ia juga menyebutkan pihaknya juga melakukan pengukuran debit air Bengawan Solo yang dibuang melalui sodetan Plangwot Lamongan ke Laut Jawa.
Hasilnya, jelas dia, sodetan Plangwot yang panjangnya 13,4 kilometer debitnya mencapai 423,075 meter kubik per detik dengan data di lokasi pengukuran lebar air 105 meter di kedalaman sekitar 4 meter.
Ditanya kepentingan data yang kemungkinan akan dimanfaatkan untuk pengembangan sodetan, Mucharom enggan menjelaskan.
"Kami hanya bertugas mengukur debit banjir Bengawan Solo juga debit air yang melalui sodetan Plangwot. Hasilnya kami laporkan kepada Dinas Pengairan Jatim," jelas dia.
Namun, ia mengakui kemungkinan data debit air Bengawan Solo di sejumlah lokasi daerah hilir Jatim itu akan dimanfaatkan sebagai dasar peningkatan kapasitas sodetan sebagai usaha mengatasi banjir.
"Perkiraan air Bengawan Solo di daerah hilir Jatim yang meluap menggenangi pemukiman warga, areal persawahan juga yang lainnya sekitar 2.000 meter kubik/detik. Penyebab meluap selain Bengawan Solo penuh kelokan, juga palung sungai tidak mampu menampung debit air yang ada," ujarnya. (*)