Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro mulai stabil dengan ketinggian air 14,40 meter, Kamis pukul 22.00 WIB.
"Ketinggian air Bengawan Solo, mulai stabil sejak satu jam lalu," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Jayadi, Kamis.
Ia memperkirakan ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro, akan cenderung segera turun, karena di daerah hulunya ketinggian air berangsur-angsur surut.
"Air di Ndungus Ngawi, yang semula siaga II dengan ketingian 8,00 meter, berangsur-angsur surut menjadi 6,80 meter (siaga I) juga pukul 22.00 WIB," jelas dia.
Begitu pula, lanjut dia, ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, dalam waktu bersamaan juga turun menjadi 27,45 meter.
"Tidak ada laporan masuk data ketinggian air Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, yang berarti tidak terjadi banjir," jelas dia.
Meski ketinggian air mulai stabil, katanya, di daerah hilirnya, mulai Babat, Plangwot/Laren, Karanggeneng, semuanya di Lamongan, masih naik dengan status siaga II, dengan ketinggian masing-masing 7,71 meter, 5,42 meter dan 4,09 meter.
"Ketinggian air di Kuro, Lamongan, juga masih naik, tapi statusnya masih siaga I, dengan ketinggian 1,92 meter," ucapnya.
Menghadapi luapan Bengawan Solo, Bupati Bojonegoro Suyoto menginstruksikan para camat, kepala desa (kades) dan masyarakat di sepanjang bantaran Bengawan Solo , meningkatkan kewaspadaan.
"Aktifkan tim penanggulangan bencana di kecamatan dan desa, untuk melakukan pemantauan dan mengurangi resiko bencana," ucapnya, menegaskan.
Data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bahwa daerah yang rawan terendam luapan Bengawan Solo, tercatat sebanyak 47 desa yang tersebar di 13 kecamatan, antara lain, Kecamatan Dander, Kalitidu, Trucuk, Malo, Kota, Balen, Kanor dan Baureno.
Seorang warga Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Kota, Bojonegoro Karsono menjelaskan penyeberangan Bengawan Solo dengan perahu tambang di desanya tidak terpengaruh dengan meluapnya air Bengawan Solo.
"Penyeberangan perahu tetap melayani penumpang, meskipun ketinggian air Bengawan Solo, masuk siaga III," ucapnya, menegaskan.
Ia mencontohkan salah satu lokasi penyeberangan perahu tambang di desanya dengan tiga perahu tambang, tetap melayani warga dari sejumlah desa di Kecamatan Trucuk, yang akan ke kota.
"Penyeberang yang akan ke Kecamatan Trucuk, juga tidak berubah tetap memanfaatkan perahu tambang," ucapnya. (*)