Banjir Bengawan Solo Di Bojonegoro Mulai Surut
Rabu, 10 April 2013 9:19 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Banjir akibat luapan Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, mulai surut, namun genangan masih melanda 113 desa di 15 kecamatan dengan ketinggian air di papan duga di Bojonegoro pada Rabu pukul 09.00 WIB mencapai 15,36 meter (siaga III).
"Genangan banjir yang terjadi masih cukup besar, meskipun sudah ada tanda-tanda ketinggian air Bengawan Solo mulai surut," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Kasiyanto.
Ia menyebutkan, ketinggian air Bengawan Solo tertinggi sempat mencapai 15,55 meter (siaga III), Selasa (9/4) dan bertahan cukup lama, sebelum akhirnya turun.
"Di daerah hulu Jurug, Solo, Jateng juga Ngawi dan sekitarnya banjir juga mulai surut. Tapi di wilayah Bojonegoro genangan banjir masih terjadi cukup besar terutama di wilayah timur, seperti Kecamatan, Balen, Kapas, Kanor dan Baureno," kata dia menjelaskan.
Sesuai data di BPBD setempat, desa-desa yang masih dilanda banjir sungai terpanjang di Jawa itu, antara lain, di Kecamatan Balen, Kapas, Kanor dan Baureno, Kota, Dander, Kalitidu dan Trucuk.
Warga yang terkena dampak banjir sebanyak 12.688 kepala keluarga (KK), di antaranya sebanyak 3.980 jiwa masih bertahan di tempat pengungsian, di antaranya di Gedung Serbaguna milik pemkab, tanggul Bengawan Solo, juga jalan raya dan rel kereta api (KA) Bojonegoro-Cepu, Jateng.
Genangan banjir juga merendam tanaman padi seluas 3.746 hektare, palawija 803 hektare, selain juga merendam jalan desa sepanjang 125 kilometer lebih, jalan kabupaten sepanjang 10 kilometer, sejumlah lembaga pendidikan, tempat ibadah, prasarana dan sarana umum lainnya.
"Perkiraan kerugian mencapai Rp10,173 miliar lebih dengan kerugian terbesar rusaknya tanaman padi petani, juga rumah warga yang rusak diterjang banjir," jelas dia.
Lebih lanjut Kasiyanto menjelaskan sodetan Bengawan Solo di Sedayu Lawas, Lamongan ke Laut Jawa dan alur air banjir ke laut di muara Gresik berjalan normal.
Hanya saja, lanjut dia, surutnya genangan banjir berjalan lambat, sebab debit banjir yang terjadi di daerah hulu Jawa Tengah juga Ngawi dan sekitarnya, ditambah debit air anak sungainya yang masuk ke Bengawan Solo cukup besar.
"Sodetan Sedayu Lawas di Lamongan sepanjang 13,4 kilometer tidak ada masalah bisa berfungsi normal mengalirkan debit banjir," tambah Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom. (*)