Pertamina EP: Lapangan TBR Belum Bisa Berproduksi
Rabu, 23 Januari 2013 17:13 WIB
Bojonegoro - Pertamina EP menyatakan sumur minyak lapangan Tiung Biru (TBR) di Bojonegoro, Jawa Timur, belum bisa berproduksi karena masih menunggu penyelesaian masalah dengan warga yang melakukan aksi blokade lapangan setempat.
"Warga kami minta mengajukan usulan program, bukan mengajukan tuntutan kompensasi, apalagi meminta truknya harus disewa untuk mengangkut minyak mentah," kata "Field" TBR Pertamina EP Wresni Wiro, didampingi Humas Pertamina EP, Agus Amperianto, Rabu.
Ia menyatakan hal itu menjawab pertanyaan mengenai penyelesaian aksi blokade puluhan warga Kecamatan Tambakrejo, di lapangan TBR, dengan tuntutan meminta kompensasi serta dilibatkan dalam pekerjaan tambang minyak, termasuk truknya disewa.
Menurut dia, pihaknya menghentikan produksi minyak lapangan TBR di Desa Kalisumber, Kecamatan Tambakrejo, pada 19 Januari, setelah warga melakukan blokade lapangan TBR.
"Minyak mentah yang sudah terlanjur di produksikan, masih di tampung di truk tangki belum bisa keluar dari lapangan minyak TBR," ucap Agus Amperianto.
Mengenai tuntutan warga itu, menurut Agus, warga sudah diminta mengajukan usulan program, yang bisa dijadikan acuan untuk membantu warga di sekitar lapangan minyak TBR.
"Tapi, kalau tuntutan warga meminta kompensasi dan truknya disewa tidak rasional, sebab pengangkutan produksi minyak mentah lapangan TBR tidak dilakukan setiap hari," jelas Agus.
Pada kesempatan itu, "General Manager" Pertamina EP Region Jawa, Beni J. Ibradi, menjelaskan, produksi sumur minyak lapangan TBR, sebenarnya bisa mencapai 1.300 barel/hari, namun karena masih dalam tahap uji coba baru diproduksikan berkisar 150-170 barel/hari.
Uji coba produksi itu, lanjut dia, menimbulkan suara yang bising, yang mengakibatkan mendapatkan protes warga di sekitar lapangan TBR.
"Uji coba produksi hanya satu sumur minyak sejak akhir Desember 2012 lalu," ungkapnya.
Ia menambahkan, di lapangan TBR ada tiga buah sumur, tapi yang memiliki potensi kandungan minyak hanya satu sumur, dua sumur lainnya potensinya gas.
"Kami belum mengajukan "plant of development" (POD) lapangan TBR ke SK Migas, karena masih menunggu hasil penelitian besarnya potensi kandungan migas lapangan TBR," jelas Beni. (*)