Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Penyidik Polres Tulungagung menemukan dugaan keterlibatan perusahaan solar fiktif dalam penyelidikan kasus truk tangki pengangkut solar yang terguling di Jalur Lintas Selatan (JLS) Tulungagung, Jawa Timur.
Kasatreskrim Polres Tulungagung AKP Ryo Pradana, Senin, mengatakan penyidik telah melakukan serangkaian langkah penyelidikan, mulai dari pemeriksaan saksi hingga penelusuran perusahaan yang tercantum dalam dokumen pengiriman solar truk tangki tersebut.
"Penyelidikan kami mengarah pada dugaan adanya perusahaan penyedia solar yang fiktif,” kata Ryo, Senin.
Ia menjelaskan, penyidik telah melayangkan pemanggilan kepada sejumlah saksi, termasuk perwakilan PT LBB selaku pihak penyedia solar serta seorang perantara berinisial H. Namun hingga kini, pihak-pihak tersebut belum memenuhi panggilan penyidik.
"H sudah kami panggil dua kali, tetapi belum hadir. Saat ini masih kami lakukan pencarian karena berdasarkan data kependudukan, yang bersangkutan bukan warga Tulungagung," ujarnya.
Selain itu, penyidik juga mendatangi alamat PT LBB yang tercantum dalam "company profile" yang diterima dari PT KSE.
Langkah tersebut dilakukan setelah dua kali pemanggilan terhadap perusahaan itu tidak diindahkan.
Namun, saat petugas mendatangi alamat PT LBB di wilayah Surabaya, penyidik justru menemukan alamat yang diduga fiktif. Temuan serupa juga terjadi saat petugas mengecek dua perusahaan lain yang tercantum dalam dokumen distribusi solar.
"Anggota kami sudah mendatangi alamat sesuai 'company profile' yang diberikan. Dari hasil pengecekan, terdapat tiga perusahaan yang alamatnya fiktif," kata Ryo.
Tiga perusahaan tersebut masing-masing PT LBB, PT Ganani, dan PT Tiga Jaya yang tercatat beralamat di Surabaya dan Gresik. Berdasarkan hasil pengecekan lapangan, alamat perusahaan-perusahaan itu mengarah pada ruko kosong dan lahan kosong.
Ryo mengungkapkan, dalam rangkaian distribusi solar tersebut, PT KSE mengakui memesan solar melalui perantara berinisial H. Selanjutnya, pesanan itu disalurkan oleh H kepada perusahaan-perusahaan yang kini diduga fiktif.
"Alurnya, PT KSE memesan kepada H sebagai perantara, lalu oleh H disubkan ke PT LBB, PT Ganani, dan PT Tiga Jaya. Peran H sebagai perantara atau semacam marketing," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Tulungagung AKBP Mohammad Taat Resdi memastikan penanganan kasus tersebut dilakukan secara profesional dan transparan di bawah asistensi Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur.
"Satreskrim bekerja di bawah asistensi Ditreskrimsus Polda Jatim. Setiap perkembangan selalu kami laporkan dan kami mengikuti arahan serta petunjuk dari Polda," kata Taat Resdi.
Ia menegaskan, tidak ada upaya menutup-nutupi dalam penanganan perkara tersebut dan seluruh proses penyidikan dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.
