Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember bergerak cepat memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir di Perumahan Villa Indah Tegalbesar, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Kami mengerahkan personel dan sumber daya darurat untuk menangani banjir yang merendam perumahan itu," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Zughrinada Wahyudi Hidayat di kabupaten setempat, Rabu.
Ia mengatakan penanganan dilakukan secara terpadu bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan relawan dengan fokus utama diarahkan pada keselamatan warga terdampak serta pemenuhan kebutuhan dasar di lokasi banjir.
“BPBD bersama PU Bina Marga, Cipta Karya, Dinas Sosial, relawan, dan Destana, fokus pada penanganan darurat. Bantuan logistik sudah kami salurkan, dua tandon air bersih kami drop, dan dapur umum didirikan untuk memenuhi kebutuhan warga,” katanya.
Menurutnya, banjir kali ini kembali menimpa kawasan yang sama seperti kejadian tahun-tahun sebelumnya. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, genangan air merusak perabotan rumah tangga, dan memaksa sebagian warga menyelamatkan diri dengan perlengkapan seadanya.
"Kami mengakui penanganan banjir di Jember menghadapi tantangan besar, terutama keterbatasan personel. Saat ini Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Jember hanya berjumlah 17 orang, sementara titik banjir yang harus ditangani mencapai 21 lokasi di berbagai kecamatan," tuturnya.
Ia meminta masyarakat tetap waspada karena potensi cuaca ekstrem diperkirakan berlangsung hingga akhir Februari 2026.
"Kami mengimbau warga untuk menyiapkan Tas Siaga Bencana yang berisi dokumen penting, barang berharga, serta makanan tahan lama. Imbauan ini disampaikan menyusul banyaknya laporan warga yang kehilangan surat-surat penting akibat banjir datang secara tiba-tiba," katanya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember memastikan evaluasi menyeluruh terhadap kawasan rawan banjir terus dilakukan dengan keselamatan warga sebagai prioritas utama.
BPBD Jember menegaskan akan tetap siaga selama potensi cuaca ekstrem masih berlangsung.
Salah satu warga Perumahan Villa Indah Tegal Besar, Fira mengaku banjir kali ini menjadi yang terparah sejak ia menempati rumah tersebut. “Air masuk rumah cukup tinggi. Ini banjir yang paling parah,” ujarnya.
Ia mengatakan saat pertama membeli rumah tersebut ia tidak mengetahui kawasan tersebut berada di bantaran sungai dan fakta itu baru disadarinya belakangan, setelah melihat dua blok perumahan di sekitar lokasi tidak pernah dibangun.
“Kami awalnya tidak tahu kalau ini bantaran sungai. Sekarang baru sadar setelah dua blok tidak jadi dibangun. Tanggul sempat dibuat, tapi akhirnya jebol juga,” katanya.
Ia juga menyebut banjir serupa pernah terjadi pada tahun 2021 dan saat itu warga hanya menerima bantuan terbatas dari pengembang. Hingga banjir kali ini terjadi, warga mengaku belum menerima bantuan apapun dari pihak pengembang.
