Malang - Perusahaan daerah Air Minum Kota Malang, Jawa Timur, mengandalkan sitem District Metering Area ("DMA") di sejumlah lokasi area pelanggan PDAM daerah itu. Direktur Teknik PDAM Kota Malang teguh Cahyono, Kamis, mengatakan, pihaknya sudah memasang sistem DMA tersebut di 131 lokasi yang tersebar di wilayah layanan PDAM Kota Malang. "Kita targetkan penurunan kehilangan air tahun ini bisa mencapai 33 persen dari 41 persen, namun ternyata data November lalu sudah mencapai 28 persen, sehingga tahun depan paling tidak bisa turun lagi menjadi 25 persen," tegasnya. Selain itu, katanya, upaya lain yang dilakukan PDAm adalah memasang Pressure Reducing Valve untuk mengatur suplai air sesuai kebutuhan pelanggan serta memaksimalkan sistem shift petugas penanggulangan gangguan terutama pipa bocor, sehingga kebocoran air dapat ditangani secepatnya. Meski sudah mengalami penurunan cukup drastis, persentase kehilangan air tersebut membuat PDAM Kota Malang mengalami kerugian rata-rata sebesar Rp1 miliar per bulan. Menurut dia, kebocoran air PDAM tersebut disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah keberadaan pipa yang telah berusia tua, bahkan banyak yang masih menggunakan pipa peninggalan Belanda serta tekanan air yang cukup tinggi karena penggunaan sedikit. Selain itu, lanjutnya, juga banyak pipa yang berada di bawah tanah tidak mampu menahan beban kendaraan berat, apalagi kalau pipa tersebut melintasi jalan raya padat kendaraan. Ia mengemukakan, pada saat pemakaian puncak (beban puncak), tekanan air justru rendah, namun ketika penggunaannya sedikit, tekanan air justru tinggi. Pada saat tekanan tinggi itulah, pipa yang tidak mampu menahan tekanan menjadi bocor. "Kami akan terus berupaya untuk menekan tingkat kebocoran air ini dengan berbagai cara. Dengan demikian, nominal kerugian PDAM juga bisa ditekan," tandasnya. Dari sekitar 116 ribu pelanggan, jumlah air yang digunakan sekitar 1,2 juta meter kubik per bulan dan debit air yang dibutuhkan sekitar 2 ribu liter per detik.(*)
