Surabaya (ANTARA) - Dinas Pendidikan Jawa Timur bekerja sama dengan Singapore International Foundation (SIF) dalam program T-Care guna mencetak guru Bimbingan Konseling (BK) SMK profesional untuk menjaga ketahanan mental siswa.
“Kecanduan gim, perundungan siber, dan minimnya keterlibatan keluarga menjadi hambatan utama dalam membangun ketahanan murid. Ini kenapa saya berharap guru BK bisa masuk dalam dunia anak-anak kita untuk membantu mengatasi persoalan dalam diri mereka,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, di Surabaya, Senin.
Dindik Jatim menjalankan program Teacher Counselling and Resilience Education (T-Care) sejak 2023. Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas guru BK di SMK dalam menghadapi tantangan kesehatan psikologis siswa.
Menurut Aries, guru BK memiliki peran penting tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga sebagai konsultan dalam pengembangan potensi diri dan penanganan masalah kesehatan mental, terlebih bagi siswa SMK yang akan terjun ke dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
"Kolaborasi lintas sektor dengan Dinkes, puskesmas, dan lembaga layanan psikososial akan diperkuat. Dari segi sumber daya, kita akan perkuat guru konselor dengan pelatihan dan dukungan profesional secara berkelanjutan," ujarnya.
Program ini, lanjut Aries, telah membuka ruang belajar bersama selama tiga tahun terakhir. Tahun pertama fokus pada dasar-dasar konseling modern, tahun kedua pada kolaborasi dan dukungan keluarga, dan tahun ketiga pada implementasi praktik nyata dalam menangani tantangan siswa.
Sebanyak 25 guru BK juga mengikuti studi banding di Singapura untuk memperdalam praktik konseling.
"Kami tidak ingin permasalahan ini berlarut-larut. Harus ada penguatan dukungan kelembagaan, pengembangan profesional guru konselor, serta penerapan protokol kesehatan mental terstandar di sekolah," tegasnya.
Kepala Bidang GTK Dindik Jatim Ety Prawesti menambahkan, sebanyak 100 guru BK SMK negeri dan swasta mengikuti program ini secara konsisten selama tiga tahun.
"Melalui program ini, terlihat peningkatan pemanfaatan instrumen asesmen, kreativitas dalam layanan kelompok dan klasikal, serta kemampuan menjalin kemitraan dengan DUDI untuk bimbingan karier," katanya.
Ia berharap guru BK dapat terus menyerap ilmu dari pelatihan, aktif berdiskusi, dan berbagi praktik terbaik untuk menciptakan layanan konseling yang profesional dan relevan.
Dinas Pendidikan Jatim gandeng SIF cetak guru BK profesional
Senin, 4 Agustus 2025 10:55 WIB
Guru BK SMK Jatim saat mengikuti program Teacher Counselling and Resilience Education (T-Care) yang digelar Dinas Pendidikan setempat. ANTARA/HO-Dinas Pendidikan Jatim
