Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau segenap jamaah haji agar membatasi atau tidak memaksakan diri melalukan umrah sunnah karena cuaca panas yang masih ekstrem di Tanah Suci.
"Demi menjaga kesehatan dan keamanan, PPIH (Petugas Penyelenggara Ibadah Haji) mengimbau agar jamaah haji tidak memaksakan diri untuk selalu menekan ibadah umrah sunnah," kata Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag Akhmad Fauzin dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Sabtu.
Ia menyampaikan pembatasan itu perlu dilakukan karena saat ini cuaca di Kota Makkah masih tergolong sangat panas dengan suhu udara mencapai 45 derajat Celcius.
"Cuaca di Kota Makkah masih terbilang sangat panas. Pada siang hari cuaca mencapai 45 derajat Celcius," ujar dia.
Selain itu Fauzin menyampaikan pula bahwa pelaksanaan umrah sunnah perlu dibatasi, mengingat kondisi Masjidil Haram yang masih dipadati oleh jamaah haji dari seluruh penjuru dunia.
Berikutnya ia menyampaikan pihaknya juga mengimbau agar jamaah haji yang akan melaksanakan Tawaf Wada cermat dalam memilih waktu beribadah, seperti pada saat cuaca tidak terlalu panas.
"Jamaah diimbau agar memilih waktu secara baik. Misalnya, setelah Shalat Subuh atau malam hari saat keluar hotel," kata dia.
Selanjutnya Fauzin juga mengingatkan jamaah untuk tidak berpergian sendirian. Mereka diminta untuk tetap bersama dengan rombongan. "Tetap bersama rombongan, tidak dianjurkan untuk berpergian sendiri untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ucapnya.
Diketahui, umrah sunnah merupakan ibadah umrah yang dikerjakan secara sukarela di luar kewajiban, sebagai bentuk penghambaan dan untuk meraih keutamaan pahala.
Umrah sunnah dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun, termasuk oleh jamaah yang telah menyelesaikan umrah wajib sebelumnya. Ibadah ini dianjurkan, terutama bagi yang sudah berada di Tanah Suci dan memiliki kelapangan waktu serta kemampuan.