Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Program Desa Wisata Sejahtera, Amanah-Religius dan Eksis Berdaya Saing (DEWI SAE) menjadi langkah strategis dalam mewujudkan 100 desa wisata unggulan yang mandiri dan berdaya saing tinggi di sektor pariwisata di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
"Pentingnya membangun kemandirian desa melalui sektor pariwisata. Program DEWI SAE adalah wujud komitmen kami untuk membangun identitas unik di tiap desa," kata Bupati Probolinggo Mohammad Haris dalam keterangan tertulis yang diterima di kabupaten setempat, Kamis.
Menurutnya setiap desa bisa menjadi magnet wisata tersendiri dengan pendekatan religi, budaya dan ekonomi kreatif. Sebanyak 100 desa wisata itu dirancang untuk menciptakan pola perjalanan wisata (travel pattern) yang menyeluruh di Kabupaten Probolinggo.
"Tujuannya agar wisatawan tidak hanya menjadikan kawasan tersebut sebagai pintu gerbang ke Gunung Bromo, tapi juga menjadikannya sebagai destinasi utama," tuturnya.
Ia mengatakan strategi pengembangan itu akan mencakup pelatihan pengelolaan wisata berbasis komunitas, penguatan infrastruktur penunjang hingga promosi digital agar bisa menjangkau wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Diharapkan program DEWI SAE bisa meningkatkan daya saing desa-desa lokal sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat," katanya.
Kehadiran Duta Wisata Kakang Ayu diharapkan dapat menjadi duta promosi yang efektif untuk mengenalkan potensi desa wisata di berbagai platform, termasuk media sosial dan forum nasional.
“Dengan dicanangkan DEWI SAE, Kabupaten Probolinggo kini siap bersaing menjadi salah satu poros pariwisata terdepan di Jawa Timur. Itu bukan sekedar program, tetapi transformasi desa menuju masa depan yang mandiri, sejahtera dan berbudaya," ujarnya.
Peluncuran DEWI SAE sudah dilakukan di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo bertepatan dengan malam puncak Grand Final Pemilihan Duta Wisata Kakang Ayu Kabupaten Probolinggo tahun 2025.