Situbondo (ANTARA) - Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Situbondo, Jawa Timur, menyelidiki kasus dugaan pencurian dengan modus menukar uang kepada pemilik agen BRI-Link yang dilakukan dua orang pelaku warga negara asing.
Kasat Reskrim Polres Situbondo Ajun Komisaris Polisi Agung Hartawan di Situbondo, Minggu, mengatakan jajarannya telah menindaklanjuti laporan masyarakat terkait dugaan pencurian yang dilakukan WNA di agen BRI Link di Desa Kesambirampak, Kecamatan Suboh, tersebut.
"Saat laporan tersebut sedang ditindaklanjuti, viral di medsos rekaman CCTV kejadian pencurian tersebut dengan judul pencurian dengan modus hipnotis oleh WNA," ujarnya.
Dari pengakuan korban, lanjut Agung, peristiwa itu terjadi pada Senin, 5 Mei 2025, sekitar pukul 15:30 WIB.
Saat itu agen BRI-Link didatangi warga negara asing laki-laki dan perempuan dengan berpura-pura membeli kabel data dan juga ingin menukar dua lembar uang pecahan Rp50.000 untuk ditukar pecahan satu lembar Rp100.000.
Namun, dua pelaku WNA itu meminta uang emisi lama setelah itu korban merasa sudah memenuhi permintaan pelaku sebagai pelanggan.
Tidak berselang lama, datang seorang pembeli lagi dan korban menyadari bahwa uang di laci penyimpanan sudah berantakan.
"Setelah korban mengecek CCTV, diketahui bahwa kedua orang asing tersebut telah masuk dan mengambil sebagian uang yang disimpan di laci sehingga atas kejadian tersebut pelapor mengalami kerugian materiil sekitar Rp28.000.000," kata Agung.
Berdasarkan keterangan korban dan rekaman CCTV, diketahui bahwa pelaku pencurian berjumlah dua orang WNA laki-laki dan perempuan yang belum diketahui identitasnya.
"Kami imbau masyarakat agar lebih berhati-hati, khususnya pemilik toko, agar tidak sendiri saat melayani pembeli," ujarnya.
Agung Hartawan menambahkan saat ini anggotanya sedang melakukan serangkaian penyelidikan, mulai dari olah TKP dan koordinasi dengan pihak terkait untuk mengetahui identitas dan keberadaan pelaku yang saat ini diduga terus berpindah tempat mencari sasaran baru.
"Mohon dukungan informasi dari masyarakat yang kebetulan mengetahui keberadaan pelaku supaya bisa segera ditangkap," kata Agung.