Bojonegoro (ANTARA) - Universitas Bojonegoro (Unigoro) meminta pemerintah kabupaten (pemkab) setempat memasang alat Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini di daerah rawan bencana, seperti wilayah selatan yang sering terjadi banjir bandang.
Ahli klimatologi Unigoro, Dr. Heri Mulyanti, S.Si., M.Sc., di Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa, mengatakan, saat ini alat peringatan dini belum terpasang di wilayah selatan Bojonegoro.
"Untuk itu pemkab perlu segera memasang alat peringatan dini atau EWS di daerah selatan Bojonegoro yang sering terjadi banjir bandang," terangnya.
Heri menjelaskan, bila sewaktu-waktu terjadi hujan deras dengan intensitas yang tinggi, alat tersebut akan menjadi penanda peringatan dini bagi masyarakat yang ada di selatan Kabupaten Bojonegoro, seperti Kecamatan Gondang, Sekar, Bubulan, Temayang dan Dander.
Ia menambahkan, alat peringatan dini yang ditaruh di daerah rawan bencana banjir bandang tersebut, memiliki kemampuan untuk menggambarkan grafik intensitas hujan di wilayah rawan bencana banjir bandang.
"Bila ada tanda-tanda berbahaya akan terjadinya banjir bandang, orang-orang harus segera mengungsi dan menyelamatkan harta bendanya," jelasnya.
Menurutnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Timur memprediksi akan terjadi hujan ekstrem di Kabupaten Bojonegoro mulai 11 sampai 20 Maret 2025.
"Wilayah selatan Kabupaten Bojonegoro memiliki curah hujan yang tinggi karena elevasi tanahnya juga tinggi," ungkap Heri.
Unigoro minta pemkab pasang EWS di daerah rawan bencana
Selasa, 11 Maret 2025 15:56 WIB

Ahli klimatologi Unigoro, Jawa Timur ,Dr. Heri Mulyanti, S.Si., M.Sc., saat menunjukan potensi daerah rawan bencana banjir bandang di wilayah selatan Kabupaten Bojonegoro, Selasa (11/3/2025). (ANTARA/HO-humas Unigoro)