Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menekankan adanya transparansi dalam pelaksanaan lelang jabatan aparatur sipil negara di lingkup Pemerintah Kota Surabaya.
Ia menegaskan bahwa seleksi jabatan dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas serta menginginkan sistem pemerintahan yang lebih dinamis, layaknya sektor swasta yang berorientasi pada pelayanan.
"Saya berpikir dalam pemerintahan itu seperti swasta. Swasta selalu berpikir bagaimana bisa melayani dengan baik sehingga dipercaya oleh masyarakat," kata Eri Cahyadi di sela pemaparan visi dan misi calon pejabat yang berlangsung secara terbuka di Ruang Sidang Wali Kota Surabaya, Kamis.
Ia juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara kepala perangkat daerah dengan masyarakat.
"Njenengan (Anda) yang ingin saya percaya memimpin perangkat daerah harus membuat komitmen. Apa tujuan yang akan dicapai dalam satu tahun ini? Apa output dan outcome-nya? Itu harus jelas," tegas Cak Eri, sapaan akrab Wali Kota Surabaya.
Cak Eri menegaskan bahwa pejabat yang tidak memiliki inovasi dan gagal memenuhi standar penilaian akan tergeser. Sementara proses penilaian tidak hanya dilakukan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat), tetapi juga melibatkan media, akademisi, dan masyarakat.
"Penilaian (dikombinasikan) dari media, masyarakat, perguruan tinggi, serta dari saya sendiri. Kalau nilai standarnya terlewati, silakan menjadi pejabat. Kalau tidak mampu, mohon maaf, harus tergeser dengan yang lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan ada sekitar 500 orang ASN mengikuti seleksi ini yang terdiri dari berbagai tingkatan, mulai dari lurah, kepala bidang, camat, kepala perangkat daerah, hingga direktur rumah sakit umum daerah (RSUD).
"Seluruhnya ada 500 orang, tetapi untuk level kabid dan lurah saya berikan ke Baperjakat. Yang saya pegang itu level kepala perangkat daerah, seperti camat, kabag, dan kepala dinas, ada sekitar 100 orang. Dari 100 itu, 30 orang tercatat sebagai penantang baru dan 70 orang petahana," tuturnya.
Cak Eri kembali menegaskan bahwa transparansi dalam seleksi ini bertujuan memastikan hanya pejabat yang kompeten dan berorientasi pada pelayanan publik yang terpilih.
"Hadirnya pemerintah adalah untuk kesejahteraan rakyat. Kalau seorang pejabat tidak inovatif, tidak berani keluar dari zona nyaman, bagaimana masyarakat bisa merasakan kehadiran pemerintah? Saya tidak ingin ada pejabat yang hanya teori, tetapi harus praktik langsung," ucapnya.
Berikut daftar tujuh pejabat yang mengikuti pemaparan visi dan misi dalam lelang jabatan pada hari pertama:
1. Lasidi - Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Surabaya.
2. Maria Theresia Ekawati Rahayu - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Surabaya.
3. dr. Billy Daniel Messakh, Sp.B - Direktur RSUD dr. Mohamad Soewandhie Surabaya.
4. Hidayat Syah - Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kota Surabaya.
5. Dewi Soeriyawati - Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, serta Perdagangan Kota Surabaya.
6. Ipong Wisnoe Wardono - Camat Karang Pilang.
7. Febriadhitya Prajatara - Camat Tandes.
