Surabaya (ANTARA) - Kelompok Studi Kimia Organik Universitas Sumatera Utara (USU) memastikan air minum dalam kemasan (AMDK) galon aman dikonsumsi, setelah melakukan uji migrasi bahan kimia Bisfenol A (BPA) yang terkandung dalam plastik polikarbonat sebagai bahan pembuatan galon.
"Kami telah melakukan uji migrasi BPA terhadap empat merek air kemasan galon lokal maupun nasional terpopuler di Kota Medan, Sumatera Utara," kata Ketua Tim Peneliti Kelompok Studi Kimia Organik USU Prof Dr Juliati Tarigan, MSi, melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Jumat.
Empat sampel yang diuji terdiri dari dua merek produk AMDK nasional terpopuler yaitu Aqua dan Prima, serta dua sampel merek lokal yaitu Amoz dan Himudo.
Juliati menjelaskan masing-masing merek diambil tiga sampel dari titik distribusi yang berbeda.
"Sampel diambil pada tiga kondisi penyimpanan, yaitu kondisi normal atau tidak terpapar matahari langsung, serta kondisi dengan paparan sinar matahari langsung selama 5 dan 10 hari," ujarnya.
Sampel diuji menggunakan alat ukur High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) yang merupakan instrumen yang sangat canggih untuk mendeteksi kandungan BPA dalam air hingga level mikrogram per liter (μg/L).
"Hasilnya, penelitian tidak mendapati adanya migrasi BPA dari kemasan galon guna ulang tersebut ke dalam air minum baik yang terpapar ataupun tidak terpapar sinar matahari," ucap Guru Besar Kimia Organik Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuna Alam (FMIPA) USU ini.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan di Universitas Islam Makassar (UIM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), yang hasilnya sama-sama menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi air minum dari galon polikarbonat karena sudah terbukti aman.