Tulungagung, Jawa Timur (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Jumat, melakukan fogging (pengasapan) di SDN 2 Ketanon setelah temuan kasus siswa meninggal akibat terpapar wabah demam berdarah dengue (DBD).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardhani menjelaskan bahwa fogging merupakan langkah terakhir dalam upaya memutus rantai penularan DBD.
"Pengasapan dilakukan jika ditemukan setidaknya dua kasus dalam radius 200 meter dan ada bukti penularan berdasarkan penyelidikan epidemiologi," ujarnya.
Desi menegaskan bahwa langkah paling efektif untuk mencegah DBD adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara berkala di lingkungan sekolah, tempat kerja, maupun rumah.
Selain sekolah, pengasapan juga dilakukan di rumah pasien yang meninggal akibat DBD.
Ia menyebut bahwa kebersihan lingkungan menjadi faktor utama dalam penyebaran DBD, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk ini aktif pada pagi dan sore hari serta berkembang biak di genangan air bersih, terutama pada musim hujan yang diselingi panas.
Berdasarkan data Dinkes Tulungagung, dalam dua bulan terakhir tercatat 198 kasus DBD dengan empat korban meninggal, terdiri dari tiga anak dan satu balita.
Ada kemungkinan penularan terjadi di lingkungan sekolah, sehingga pihaknya akan bersurat kepada Dinas Pendidikan agar sekolah-sekolah rutin melaksanakan PSN.
"Setidaknya dengan PSN yang teratur, risiko penularan DBD di kalangan anak-anak bisa ditekan," pungkasnya.