Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial menyatakan sebanyak 405.000 lebih Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang sebelumnya mengalami gagal salur bantuan sosial (bansos), kini telah berhasil diproses penyalurannya.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa perbaikan itu merupakan bagian dari transisi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) menuju Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang menjadi basis utama kebijakan bansos.
"Dari 768.000 KPM yang gagal salur, sebanyak 405.000 lebih KPM sudah berhasil disalurkan. Sisanya, sekitar 363.000 KPM masih dalam proses perbaikan," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa penyebab gagal salur di antaranya rekening pasif, perbedaan nama, ketidaksesuaian NIK, hingga kartu ATM yang belum terbit.
Adapun seluruh data tersebut kini sedang diperbaiki dengan dukungan pendamping sosial dan kerja sama perbankan.
Kemensos juga mengoordinasikan percepatan pembukaan rekening baru bersama sejumlah bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) termasuk Bank Syariah Indonesia (BSI).
Dalam hal ini pihak bank akan mengonfirmasi data rekening yang aktif dan menyampaikan alasan bila ditemukan kendala kepada Kementerian Sosial.
“Bank Himbara sudah memberi konfirmasi atas rekening yang aktif dan akan membantu identifikasi KPM yang selama ini tidak terdata, padahal layak menerima,” kata Saifullah.
Ia menambahkan bahwa sebagian KPM yang selama ini mengalami exclusion error atau tidak tercatat di DTKS tetapi memenuhi kriteria DTSEN, juga mulai masuk proses penyaluran