Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memfasilitasi sambungan air gratis bagi penyandang disabilitas sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah setempat menerapkan pendekatan inklusif dalam meningkatkan pelayanan kepada difabel.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan pemkab menggandeng Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat memfasilitasi pemasangan sambungan rumah gratis bagi penyandang disabilitas serta memberikan keringanan tarif berlangganan kepada keluarga disabilitas kurang mampu.
"Kami terus mendorong pembangunan inklusif termasuk akses layanan air bersih dan sanitasi agar bisa dirasakan manfaatnya termasuk mengakomodasi kebutuhan disabilitas," kata Bupati Ipuk saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional di Balai Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Selasa.
Kegiatan Hari Disabilitas Internasional sekaligus penyerahan secara simbolis sambungan air gratis itu dihadiri sejumlah peserta dari berbagai organisasi penyandang disabilitas di Banyuwangi, mulai dari Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) serta aura lentera.
"Semoga dengan program ini bisa memudahkan teman-teman disabilitas mendapatkan layanan air minum yang lebih berkualitas," katanya.
Direktur Utama PUDAM Banyuwangi Abdurahman mengemukakan pemberian keringanan untuk pelanggan penyandang disabilitas akan digolongkan pada tarif Golongan Rumah Tangga 1 (R1), sedangkan penentuan pemasangan SR gratis ditetapkan oleh tim survei.
"Syaratnya daya listrik maksimal 1.300 watt, hanya untuk rumah tempat tinggal, bangunan rumah tidak permanen/semi permanen/atau rumah permanen dengan kualitas bangunan biasa," katanya.
Program lain terkait untuk peningkatan akses layanan air bersih adalah melalui kemitraan Indonesia Australia untuk infrastruktur (KIAT) dalam program hibah kesetaraan gender dan inklusi sosial (GESIT).
"Dalam program ini, para perempuan dan penyandang disabilitas dilatih berbagai keterampilan pengelolaan air bersih, seperti pelatihan kualitas dan baku mutu air, mitigasi penyelamatan mata air, dan banyak lainnya," ujar Abdurahman.
Sementara itu, Ketua Tim PPDI Banyuwangi, Umar Asmoro, menjelaskan hampir satu tahun berjalan program GESIT telah memberikan berbagai pelatihan bagi ratusan perempuan dan penyandang disabilitas agar mereka bisa terlibat aktif dalam pemenuhan dan pengelolaan air bersih.
"Kami juga mendorong lahirnya kebijakan atau payung hukum keterlibatan perempuan dan penyandang disabilitas dalam pengelolaan air bersih tersebut di level pemerintah. Ke depan, program ini akan dilanjutkan dengan program pelatihan sertifikasi sehingga para peserta bisa diterima bekerja di sektor formal," katanya.