Kota Madiun (ANTARA) - Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Madiun, Jawa Timur, menggelar kegiatan bazar murah di tiga kecamatan guna mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok pada akhir tahun, yang bersamaan dengan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
"Tanggal 9-16 Desember 2024, kami menyelenggarakan bazar murah. Lokasinya di tiga kecamatan secara bergiliran," ujar Kepala Dinas Perdagangan Kota Madiun Anshar Rasidi dalam keterangannya di Madiun, Jatim, Senin.
Menurut Anshar, ketiga lokasi bazar murah, yakni Kelurahan Kuncen, Kecamatan Taman; Lapangan Kanigoro, Kecamatan Kartoharjo; dan Lapangan Winongo, Kecamatan Manguharjo.
Dalam bazar murah, Pemkot Madiun melalui kerja dengan Bulog, PPI, pabrik gula, dan lainnya, menyediakan aneka bahan pokok untuk dijual lebih murah dari pasaran karena mendapatkan subsidi harga.
Disdag juga mengaktifkan toko acuan di Pasar Sleko. Serta, Warung Tekan Inflasi atau disingkat "Wartek" seperti di Pasar Besar Madiun (PBM).
Baca juga: UPTD Metrologi Legal Disdag Kota Madiun tera ulang timbangan pedagang
Adapun toko acuan dan Wartek, menurut Anshar, bertujuan untuk stabilisasi harga dan stok bahan kebutuhan pokok di pasaran.
Selain itu, strategi berikutnya dilakukan dengan meningkatkan kerja sama antardaerah. Khususnya, terhadap daerah penghasil bahan kebutuhan pokok, seperti Magetan dan Nganjuk.
"Kami minta distribusi barang lancar. Karena proses distribusi itu juga mempengaruhi harga jual yang muaranya ke inflasi," katanya.
Untuk itu, Anshar mengimbau masyarakat agar tidak khawatir terhadap harga dan stok bahan kebutuhan pokok, utamanya, menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
"Hingga saat ini harga masih stabil. Tidak ada kenaikan yang melebihi harga acuan penjualan. Begitu juga stok masih sangat cukup," kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun Abdul Aziz mengimbau pemerintah memperhatikan ketersediaan barang terutama, komoditas hortikultura, seperti bawang merah, bawang putih, serta cabai.
Apalagi, pada November 2024, Kota Madiun mengalami inflasi sebesar 0,29 persen. Angka inflasi itu naik 0,09 persen dari bulan sebelumnya. Hal tersebut dipengaruhi dari harga komoditas bawang merah yang mengalami kenaikan harga.
"Produk hortikultura harus jadi perhatian. Apalagi, saat ini sudah musim penghujan yang dapat menyebabkan kualitas tanaman berkurang, produktivitas menurun, bahkan gagal panen," kata Abdul Aziz.
Kondisi cuaca tersebut masih dihadapkan dengan permintaan barang yang cukup tinggi dalam perayaan hari besar keagamaan yang berpotensi memicu kelangkaan stok dan meningkatnya harga barang dan mendorong inflasi.