Padang (ANTARA) - Sekretaris Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI Irjen Polisi (Purn) Arief Wicaksono Sudiutomo mengatakan tersangka AKP Dadang Iskandar sempat mengancam personel polisi sesaat sebelum menembak rumah dinas Kapolres Solok Selatan, Sumatera Barat.
"Dia (tersangka) ngomong. Awas, kalau ada yang mau menangkap saya, saya tembak," kata Sekretaris Kompolnas RI Irjen Polisi (Purn) Arief Wicaksono Sudiutomo menirukan kalimat AKP Dadang Iskandar di Padang, Senin.
Ancaman tersebut disampaikan AKP Dadang Iskandar setelah menembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar hingga tewas di kawasan parkir Polres setempat.
Setelah mengancam personel polisi, Dadang langsung menuju rumah dinas Kapolres Solok Selatan dan melepaskan beberapa kali tembakan. Dari penelusuran Kompolnas di tempat kejadian perkara, ditemukan beberapa bekas tembakan berikut selongsong peluru.
Usai menembaki rumah dinas Kapolres, ajudan Kapolres Solok Selatan keluar untuk mengecek kejadian. Melihat ada yang keluar dari rumah itu, tersangka kembali mundur ke arah rumah dan kembali melepaskan timah panas. Beruntungnya tembakan tersebut tidak mengenai ajudan Kapolres Solok Selatan.
Perihal Dadang Iskandar yang diperiksa tanpa diborgol dan merokok, Arief Wicaksono menilai hal tersebut bisa saja bagian dari strategi polisi agar tersangka mau terbuka serta menjelaskan kejadian itu dengan jujur kepada petugas.
"Kalau untuk diberi kesempatan merokok, itu agar semuanya keluar apa yang mau disampaikan. Supaya dia rileks, atau ini juga semacam strategi," jelas dia.
Penembakan anggota Polri di Polres Solok Selatan tersebut diduga karena pelaku tidak senang terhadap korban yang menangkap seseorang terkait kasus tambang pasir dan batu ilegal di Kabupaten Solok Selatan.
Kompolnas sebut AKP Dadang sempat ancam tembak polisi jika halangi dirinya
Senin, 25 November 2024 17:15 WIB