Jakarta (ANTARA) - Ahli dan Profesor Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhamad Nasir memaparkan manfaat nanofiber atau serat nano multifungsi dalam mendukung kelestarian lingkungan.
"Serat nano dan komposit serat nano berbasis bahan alam dan sintetik sangat berpotensi dan berperan penting dalam peningkatan kualitas hidup manusia, dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan di masa depan," kata Nasir dalam Sidang Terbuka Pengukuhan Profesor Riset BRIN yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Nasir menjelaskan serat nano yang terbuat dari berbagai bahan alami, seperti chitin, chitosan, zeolite, serta hasil daur ulang limbah plastik memiliki potensi aplikasi luas di berbagai bidang, di antaranya bidang energi, kesehatan, air, dan lingkungan.
Baca juga: BRIN perkuat kolaborasi dengan kampus wujudkan swasembada pangan
Selain itu, lanjutnya, serat nano juga berperan dalam berbagai penemuan penting seperti nanoseparator baterai dengan kestabilan termal tinggi di bidang energi, wound healing berbasis biodiversitas Indonesia di bidang kesehatan, serta nanofilter untuk nanomasker yang sudah diujikan saat pandemi COVID-19, dan pengolah air minum di bidang lingkungan.
Nasir menilai pengembangan serat nano juga akan terus beriringan seiring dengan berkembangnya nanoteknologi berbasis biodiversitas.
"Pemanfaatan Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) akan mempercepat perkembangan riset serat nano dan pengembangan aplikasinya serta proses produksinya," ujarnya.
Nasir menyebutkan pemanfaatan serat nano tak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat, namun juga memberi sumbangsih pada keseimbangan ekologis demi keberlanjutan lingkungan, dengan pengembangan nanoteknologi yang tepat.
Ia memprakirakan riset serat nano akan terus berkembang dengan memanfaatkan sumber daya alam, biodiversitas Indonesia, dan limbah daur ulang.
Oleh karenanya, Nasir mengusulkan agar kebijakan dan penelitian untuk mendaur ulang serat nano yang sudah dipakai perlu dikembangkan lebih jauh, sehingga mendukung kebijakan ekonomi sirkular.
Demi akselerasi dan hilirisasi riset serat nano, ia juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk membangun ekosistem konsorsium riset tematik yang mewadahi para peneliti, akademisi, industri, dan pemerintah, sehingga terjadi kolaborasi yang efektif dan efisien, serta mempermudah terwujudnya kolaborasi internasional yang dapat menghasilkan berbagai publikasi dan produk riset berkualitas.
"Tidak hanya itu, produk riset dapat digunakan oleh masyarakat dan berdampak bagi kemajuan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan, percepatan ekonomi nasional, dan peningkatan daya saing bangsa serta mendukung kelestarian lingkungan," tutur Muhamad Nasir.