Kepala SMKN 1 Buduran Sidoarjo Agustina di Sidoarjo, Senin mengatakan sebagai sekolah BLUD yang berjalan sejak 2018 dan menjadi proyek pilot dari pemerintah memiliki banyak keuntungan, salah satunya Malang dalam penyiapan lulusan layak industri.
“SK (surat keputusan) tahun 2017, tetapi baru berjalan di 2018. Semua pendapatan terkait aset negara harus dilaporkan. BOS dan BOPP tidak masuk BLUD, tetapi penggunaan lain seperti masuk BLUD, TeFa atau kelas industri," katanya.
Agustina menjelaskan, delapan kelas industri yang masuk dalam BLUD, antara lain EdoTel, EdoCafe, kantin, EdoBakery, EdoCatering, EdoSalon, EdoCollection, dan Konveksi.
"Kami memaknai TeFa bisa jalan karena anak SMK membuat produk barang dan jasa ini harus bisa diukur bersaing dengan industri. Kalau hanya diajarkan membuat produk tanpa menjualnya kami tidak tahu hasilnya siswa ini bisa bersaing atau tidak, laku atau tidak," katanya.
Agustina menyebut, dalam pelaksanaan BLUD banyak yang salah persepsi untuk menghasilkan uang, padahal dibentuknya SMK BLUD untuk 'mengamankan' dan mengoptimalkan TeFa.
Siswa dilatih budaya kerja industri agar siap dan matang secara keterampilan saat terjun di dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Dalam TeFa, masing-masing kejuruan membuat kurikulum bersama DUDI. Sekolah dan industri juga membuat SOP dalam mengoperasikan TeFa.
Salah satunya EdoTel SMKN 1 Buduran yang menggandeng Hotel Bumi Surabaya dalam penataan alat, layout kamar, hingga manajemen hotel.
Edotel menjadi satu dari delapan bisnis SMKN 1 Buduran Sidoarjo yang sukses dikelola. Salah sepekan, 15 kamar yang disediakan selalu penuh.
Meski berjalan enam tahun sebagai SMK BLUD, Agustina mengakui hingga saat ini pihaknya masih kesulitan dalam menyamakan persepsi atau mindset dengan guru terkait m pembelajaran untuk TeFa. Salah satunya kolaborasi antar mapel yang belum optimal dalam sistem blok.
"Misalnya, anak-anak yang belajar di front office, guru-guru bahasa Inggris harus mendukung. Ada sinkronisasi mapel. Perencanaan seperti ini perlu pemahaman dari guru sendiri," tuturnya.
Tantangan kedua, perlu pemahaman dari orang tua bahwa TeFa merupakan pembelajaran Industri di sekolah. Misalnya, ada pesanan catering dan harus selesai pagi, siswa harus siap bekerja malam.
"Ini orang tua harus punya pemahaman dan komitmen mendukung," ujarnya.Agustin mengatakan dengan pengoptimalan TeFa di sekolahnya, pihaknya mendapat piagam penghargaan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai juara 1 SMK BLUD dengan capaian target pendapatan fungsional terbaik. Yakni sebesar Rp1,3 miliar dalam satu tahun.
Pendapatan itu dibelanjakan untuk bahan dan jasa, perbaikan infrastruktur sekolah, mendatangkan guru tamu, dan lain-lain untuk menambah operasional sekolah.