Surabaya (ANTARA) -
Wali Kota Surabaya yang sedang cuti, Eri Cahyadi, sukses melewati ujian kelayakan disertasi sebagai salah satu rangkaian untuk menuntaskan studi doktoral pada Program Studi S3 Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair).
Eri Cahyadi mengangkat judul "Orkestrasi Kesehatan Organisasi Publik untuk Pengembangan Kapabilitas Perubahan dan Peningkatan Kinerja", dan memaparkannya di hadapan para penguji, yaitu Prof Badri Munir Sukoco, Prof Dr Rudi Purwono, Prof Suparto Wijoyo, Prof Fendy Suhariadi, Prof Seger Handoyo, Dr Nuri Herachwati.
Dalam disertasi-nya, Eri melakukan penelitian kesehatan organisasi di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang mengkaji bagaimana sebuah kesehatan organisasi berpengaruh terhadap kinerja pemerintahan.
"Dari penelitian ini, saya mendapati sejumlah temuan yang berdampak langsung pada kinerja Pemkot Surabaya, yang ujungnya adalah memberikan dampak positif ke masyarakat," ujar Eri kepada wartawan usai ujian tertutup di Unair, Selasa (15/10).
Eri menjelaskan, kesehatan organisasi adalah kemampuan organisasi untuk melakukan konsolidasi internal, menjalankan atau mengeksekusi kebijakan/program, dan melakukan adaptasi secara cepat, yang semuanya itu berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi. Kesehatan organisasi berperan memastikan pencapaian kinerja secara berkelanjutan.
"Maka sangat penting bagi sebuah organisasi untuk tidak hanya fokus pada target kinerja saja, tapi juga harus memperhatikan kondisi kesehatan organisasinya," katanya.
Eri juga menyoroti pentingnya pelatihan leadership bagi middle manager, seperti camat, lurah, dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Setelah pelatihan leadership, Eri lantas melakukan evaluasi dampak perubahan yang terjadi di pemerintahan.
Baca juga: Pemkot Surabaya raih juara umum Syariah Award 2024
Baca juga: Pemkot Surabaya dan Kementan RI resmikan pompa irigiasi untuk sawah
"Setelah pelatihan leadership, hasilnya luar biasa. Stunting di Surabaya turun drastis dari 28,5 persen menjadi 1,6 persen, yang terendah di Indonesia. Kemiskinan juga turun signifikan dari 6 persen menjadi 3,4 persen," tuturnya.
Direktur Sekolah Pascasarjana Unair, Prof Badri Munir Sukoco mengungkapkan rasa bangga atas kelulusan ujian doktor tertutup Eri Cahyadi.
"Beliau (Eri Cahyadi) memang fokus-nya ke kesehatan organisasi. Karena yakin, bahwa organisasi yang sehat, pasti akan memberikan kinerja yang jauh lebih bagus dibandingkan organisasi yang tidak sehat," ujar Prof Badri.
Prof Badri juga menyoroti metode unik yang digunakan Eri Cahyadi dalam penelitiannya. Bagaimana Eri menggunakan middle manager sebagai subjek penelitian, mulai kepala dinas, camat dan lurah.
"Metode ini tentu sulit dilakukan oleh mahasiswa biasa, tapi beliau mampu melakukannya," ucapnya.
Karena itu, Prof Badri meyakini bahwa hasil penelitian Eri Cahyadi dapat dipresentasikan di tingkat nasional.
"Penelitian ini bisa dipresentasikan di Kementerian PANRB maupun Kemendagri, karena metode-nya terbukti efektif dan mungkin satu-satunya di Indonesia," tutur dia.