Surabaya - Pemkot Surabaya bekerja sama dengan investor pemenang lelang PT Sumber Organik (SO) untuk mengelola sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Benowo menggunakan skema "built operate transfer" (BOT). Asisten II Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya Muhlas Udin, Selasa, mengatakan, sistem BOT yang akan diterapkan ada dua, yakni BOT penggunaan aset lahan berupa sewa lahan tempat sampah dan BOT pengelolaan sampah itu sendiri. Menurut dia, PT SO menyewa lahan ke pemkot selama 25 tahun dengan besaran sewa lahan akan dihitung berdasarkan perhitungan appraisal. Sedangkan BOT terkait dengan penghapusan atau pengelolaan sampah Benowo, Pemkot bekerjasama dengan PT SO untuk pengelolaannya. Kerjasama yang menyangkut pengelolaan sampah nilai pengelolaannya sebesar sekitar Rp191.000 per ton sampah atau kalau dikalkulasi per tahun uang APBD Surabaya bisa keluar sampai sekitar Rp4 miliar per tahun. "Bentuk kerjasama ini sudah dirumuskan dan nantinya akan diajukan ke dewan untuk dimintakan persetujuan," ujarnya. Keputusannya, kata dia, tetap di tangan anggota dewan, karena BOT pengelolaan sampah Benowo menggunakan APBD Surabaya. "Konsep bentuk kerjasamanya nantinya seperti itu. Kami sudah mengonsepnya dan draf-nya akan segera kami kirim ke dewan. Selanjutnya, terserah dewan, apa disetujui atau tidak," ujarnya. Menurut dia, Pemkot telah membuat konsep kerjasama pengelolan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Benowo). Pembahasan konsep kerjasama dibahas Pemkot pada 22 Februari lalu. Pembentukan konsep kerjasama itu, lanjutnya, sangat penting karena yang dikelola adalah sampah milik Pemkot. Langkah diambil setelah tim pemantau atau evaluasi bentukan pemkot untuk melihat langsung teknologi pengelolaan sampah Benowo selesai bekerja. "Salah satu pekerjaannya adalah melihat langsung teknologi pengelolaan sampah yang ditawarkan PT SO di Jepang," katanya. (*)
