Surabaya (ANTARA) - Penjabat Sementara (PJs) Wali Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) Restu Novi Widiani mendorong adanya peningkatan kemampuan mitigasi bencana Taruna Siaga Bencana (Tagana) kota itu guna selalu siap siaga dalam menghadapi bencana alam maupun bencana sosial.
"Hari ini saya menghadiri kegiatan Tagana yang diinisiasi oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya. Saya melihat Tagana Surabaya sudah terlatih tapi memang harus meningkatkan kompetensinya mengikuti perkembangan bencana yang terjadi saat ini," katanya di sela melihat latihan Tagana di Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran, Minggu.
Ia mengemukakan pelatihan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mitigasi bencana Tagana Kota Pahlawan, sehingga selalu siap siaga dalam menghadapi bencana alam maupun bencana sosial.
Menurutnya, dengan peningkatan kemampuan yang terus menerus dilakukan seperti saat ini, maka Tagana Surabaya bisa menjadi garda terdepan dalam mitigasi bencana di Surabaya maupun Jatim.
"Pelatihan akan memperkuat tim Tagana, tidak hanya di Surabaya tapi juga Jatim. Seperti yang kita ketahui dalam penanganan bencana akan selalu dilakukan kolaborasi dari banyak pihak. Insya Allah ketika ada bencana seluruh tim Kota Surabaya akan bergerak bersama," ujarnya.
Di sisi lain Restu Novi berharap pelatihan yang dilakukan oleh Tagana bisa semakin disebarluaskan kepada masyarakat luas, khususnya di lingkungan sekolah.
"Saya berharap ke depan Tagana bisa berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) agar bisa melakukan sosialisasi simulasi apabila terjadi bencana ke Sekolah Dasar (SD). Jadi mereka akan tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana," ujarnya.
Koordinator Tagana Kota Surabaya Sigit Ari Ekianto menjelaskan pelatihan yang diikuti oleh 59 anggota ini merupakan implementasi dari hasil rapat kerja yang telah dilakukan sebelumnya.
"Pelatihan hari ini terkait pemasangan tenda untuk para korban apabila terjadi bencana dan juga dapur umum. Kegiatan ini adalah ajang untuk menambah kemampuan karena cara atau metode penanganan bencana juga update setiap tahunnya," kata Sigit.
Pelatihan pemasangan tenda pengungsi dan dapur umum, kata Sigit, dipilih lantaran keduanya merupakan hal yang vital atau paling dibutuhkan ketika bencana terjadi.
"Dua pelatihan ini sangat penting, karena tenda untuk tempat istirahat, sedangkan dapur umum berperan aktif membuat makanan atau konsumsi para korban," ucapnya.