Malang Raya (ANTARA) - Pengamat transportasi dari Universitas Brawijaya, Kota Malang, Jawa Timur, Hendi Bowoputro mengusulkan penggunaan lahan Taman Rekreasi Kota (Tarekot) sebagai lokasi parkir untuk menangani kemacetan di Jalan Basuki Rahmat atau kawasan Kayutangan.
"Saya menyarankan untuk menangani kemacetan solusinya bisa menggunakan Tarekot untuk parkir, kalau malam juga sepi," kata Hendi di Kota Malang, Selasa.
Kemacetan yang muncul di lokasi tersebut, kata dia, disebabkan kepadatan kendaraan bermotor yang parkir di tepi kanan maupun kiri.
Kemudian juga dibarengi kebiasaan pengemudi yang mengendarai kendaraannya secara pelan untuk mencari parkir di sana. Kondisi itu pada akhirnya berdampak pada berkurangan lebar ruas jalan.
"Jadi yang banyak itu jalan pelan-pelan dan kadang berhenti menunggu parkir itu yang membuat kapasitas menjadi kecil lagi," ujarnya.
Dia tak memungkiri bahwa Kayutangan kini telah menjadi ikon wisata Kota Malang, maka dari itu pemerintah setempat harus mengambil langkah cepat sebagai solusi mengatasi permasalahan kemacetan arus lalu lintas.
Lebih lanjut, Hendi menuturkan penerapan parkir terpusat di Tarekot bisa dilakukan dengan menerapkan penyesuaian tarif.
"Di sini dimurahkan, sedangkan kayu tangan harganya dimahalkan," ucapnya.
Agar lebih efektif, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Malang juga menyediakan angkutan kota yang bisa membawa pengunjung dari Tarekot ke Kayutangan.
Selain itu, juga dengan memperhatikan kondisi kesejahteraan juru parkir yang ada di Kayutangan untuk mencegah munculnya polemik dalam penerapan kebijakan menyoal lahan parkir.
"Juru parkirnya harus dibayar yang sesuai supaya sejahtera," ucap dia.