Bogor - Institut Pertanian Bogor bersama Universitas Adelaide Australia kerja sama program "double degree" untuk program "master of economics" sebagai tindak lanjut kesepakatan yang telah terbangun kedua pihak sejak 2005. "Semula kerja sama yang dilakukan adalah penelitian, dan dalam perkembangannya kemudian terwujud program 'double degree' ini," kata Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Sekolah Pascasarjana IPB Dr Ir Nunung Nuryantoro di Bogor, Rabu. Ia menjelaskan, secara resmi program itu dimulai pada Kamis (23/2). Pimpinan kedua perguruan tinggi akan menandatangani naskah kerja sama program tersebut di IPB International Convention Center (IICC), Kota Bogor, Jawa Barat. Pihak IPB akan diwakili Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerja Sama IPB Prof Anas Miftah Fauzi, sedangkan mitranya adalah Dekan "Faculty of Profession" Prof Christopher Findlay. Selain itu, Dekan Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB Prof Dahrul Syah dan mantan Dekan SPs Prof Khairil Anwar Notodiputro, di mana program kerja sama itu dirintis saat ia memimpin SPs. Ia mengatakan, Christopher Findlay juga akan memberikan kuliah umum dengan tema "Food Security: What Its Mean And How To Respond". Ia menjelaskan bahwa tema keamanan pangan tersebut dipilih, karena isu tersebut merupakan masalah krusial yang dihadapi hampir semua negara dan menjadi perbincangan sehari-hari. "Isu keamanan pangan itu, yang penyebabnya di antaranya akibat perubahan iklim, distribusi dan lainnya, kini menjadi problem dunia," katanya. Selain itu, kebetulan Prof Christopher Findlay juga intensif melakukan penelitian mengenai tema tersebut, sehingga mempunyai pengalaman berdasarkan riset empirik yang dapat dibagikan kepada publik. Resiprokal Menurut Nunung Nuryantoro, program "doble degree" tersebut bersifat resiprokal (timbal balik), yakni kurikulum antarperguruan tinggi tersebut diakui. Dalam pelaksanaannya, tidak hanya mahasiswa pascarjana IPB pada tahun kedua yang belajar ke Universitas Adelaide, namun mahasiswa dari Australia pada tingkat pertama juga bisa studi di IPB. "Bagi mahasiswa yang mengambil program ini, maka gelar akademiknya juga dua yakni MS.i dari IPB, dan M.Ec dari Univeritas Adelaide," kata doktor bidang ekonomi pembangunan lulusan Universitas Goettingen, Jerman itu. Dia mengemukakan bahwa untuk bisa mengikuti program tersebut, mahasiswa juga mesti memenuhi kualifikasi yang sudah ditentukan, di antaranya indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3, tingkat IELTS (International English Language Testing System) 6,5 atau tingkat TOEFL (Test of English as a Foreign Language) 600. "Jadi akan ada seleksi. Bagi mahasiswa yang akan mengambil program 'double degree' akan ada wadahnya, dan dilakukan supervisi bersama untuk memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan itu," katanya. Pihaknya juga akan mengupayakan beasiswa untuk mahasiswa yang masuk program tersebut, sehingga membantu pembiayaanya. Untuk program perdana diharapkan sudah bisa dilaksanakan pada periode September 2012, demikian Nunung Nuryantoro. (*)
Berita Terkait

Dosen IPB beri pelatihan digital marketing untuk anak muda di Magetan
14 Juni 2025 20:16

Peneliti : Semua pihak harus jaga hutan, karena regulator iklim
17 Januari 2025 06:50

Indonesia seeks government-university synergy for forest protection
7 Januari 2025 11:37

Pemkab Pasuruan studi ke IPB kembangkan mutu produk industri kain sutra
22 November 2024 16:47

Dokter: Segera kuliti kambing kurban untuk bantu kurangi perengus
10 Juni 2024 13:44

Mahasiswa IPB hilang di Pulau Sempu ditemukan meninggal dunia
29 Desember 2023 12:45

Seorang mahasiswa IPB dilaporkan hilang di Pulau Sempu
28 Desember 2023 20:49

Dirkeu LKBN ANTARA Nina Kurnia Dewi raih gelar Doktor Manajemen Bisnis
21 Desember 2023 16:13