Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot Surabaya) menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan meluncurkan program integrasi layanan primer (ILP) kesehatan melalui inovasi 1 RW 1 tenaga kesehatan (R1N1) dan satu ambulans kelurahan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangannya di Surabaya, Jumat, mengatakan "R1NI" dirancang untuk menyediakan layanan kesehatan di 1.177 Balai RW dengan menempatkan satu tenaga kesehatan di setiap Balai RW.
"Kalau warga merasa kurang sehat, bisa segera periksa ke nakes di Balai RW sehingga bisa segera ditangani dan mendapatkan obat yang dikirim ke Balai RW," kata Eri.
Program R1N1 ini juga menjadi langkah pencegahan dini terhadap penyakit ringan maupun berisiko tinggi melalui pemeriksaan rutin dan akses yang mudah.
"Jika itu tertangani cepat, maka angka harapan hidup dan kesehatan warga Surabaya menjadi semakin baik," ujarnya.
Pemkot Surabaya menggandeng Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Surabaya dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Surabaya untuk melaksanakan "R1N1" hingga perguruan tinggi.
Tujuannya memberikan wadah praktik bagi para mahasiswa kedokteran yang sedang menempuh pendidikan di kampus di Surabaya.
Oleh karena itu, "R1N1" dilengkapi dengan peralatan medis ringan seperti alat pemeriksaan gula darah dan kolesterol dan tahun depan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menempatkan dokter penanggung jawab.
"Maka nanti di 2025 ada dokter penanggung jawabnya dengan begitu penanganan kesehatannya akan lebih cepat," ujar dia.
Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina menambahkan bahwa "R1N1" punya banyak layanan pemeriksaan, seperti konsultasi kesehatan, skrining kesehatan dan pengobatan dasar.
"Jadwalnya nanti menyesuaikan masing-masing Balai RW. Kami agendakan Senin sampai Jumat. Nah ini kami adakan di 1.177 Balai RW se-Surabaya," kata Nanik.
Selain "R1N1", Pemkot Surabaya juga meluncurkan layanan 1 kelurahan 1 ambulan untuk mempercepat dan mempermudah akses masyarakat ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).
Peningkatan layanan kesehatan melalui program 1 ambulan 1 kelurahan juga didasari akan tingginya permintaan masyarakat. Misalnya, pada bulan Juni 2024, ambulan Dinas Sosial telah melayani sebanyak 142 kali antar jemput jenazah dan 1.065 kali antar jemput pasien.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajrihatin menjelaskan bahwa layanan 1 kelurahan 1 ambulan merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Ambulan yang dikelola pemkot dan swadaya milik masyarakat, akan diintegrasikan dengan layanan Command Center (CC) 112.
"Saat ini 153 kelurahan se Surabaya sudah terpenuhi ambulan-nya. Artinya, 1 kelurahan sudah punya 1 ambulan, tinggal sistemnya yang akan terintegrasi," kata Anna.
Dengan integrasi pelayanan tersebut, maka pembagian tugas ambulan menjadi lebih efisien.
"Program ini penting agar tidak ada warga yang menunggu terlalu lama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan," tuturnya. (ADV)