Penjabat Wali Kota Mojokerto, Jawa Timur Moh. Ali Kuncoro secara resmi meluncurkan implementasi Integrasi Layanan Primer (ILP) sebagai upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.
"ILP merupakan sebuah program yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk penguatan pelayanan kesehatan primer, yaitu pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas, posyandu dan puskesmas pembantu yang sifatnya promotive dan preventif," katanya di sela peluncuran di salah satu hotel di kota setempat, Rabu.
Ia mengatakan, tujuannya masyarakat yang sehat dan mandiri di seluruh kelompok umur dari bayi, balita, kelompok usia sekolah, kelompok usia produktif sampai dengan lansia.
Dia menuturkan implementasi ILP ini sebagai kegiatan yang konkret, nyata bagaimana seluruh bersama-sama melakukan sebuah transformasi dalam bidang kesehatan.
"Semuanya sudah harus kolaborasi multi pemangku kepentingan, semangatnya harus kebersamaan tidak bisa egosentris, dan hari ini sudah kita lakukan seluruh kepala OPD kita minta komitmennya. Sehingga, Pemerintah Kota Mojokerto ini konsern dalam bidang kesehatan," kata pria yang akrab disapa Mas Pj ini.
Dalam kesempatan ini, Mas Pj juga menyampaikan berdasarkan data BPS indeks kesehatan Kota Mojokerto tahun 2023 sudah berada di atas indeks kesehatan Provinsi Jawa Timur.
"Indeks Kesehatan Kota Mojokerto 0,86 di atas angka rata-rata provinsi yaitu 0,84. Meski demikian tidak boleh cepat berpuas diri karena saat ini seluruh daerah telah berpacu melakukan kinerja-kinerja produktif supaya masyarakatnya semakin sejahtera dan bahagia," tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) Kota Mojokerto Farida Mariana mengatakan ILP di Kota Mojokerto sudah mulai dilakukan sejak akhir 2022 dengan sosialisasi yang dilanjutkan dengan uji coba di 11 Posyandu pada bulan Juli 2024.
"Target ke depan ILP akan dilaksanakan di 63 Posyandu, 6 puskesmas yang ada di Kota Mojokerto wajib melaksanakan," ujarnya.
Terkait sumber daya dalam melaksanakan ILP, Farida menyampaikan Pemerintah Kota Mojokerto memiliki cukup SDM dan mempunyai nilai lebih dengan adanya prameswari yang tidak dimiliki oleh daerah lain dan semuanya diberdayakan untuk pelaksanaan ILP.
"Kita memiliki 426 tenaga kesehatan, 83 prameswari, 1621 kader motivator, 306 TPK, 786 kader kesehatan remaja, dan 222 kader KB," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dengan implementasi ILP, pemeriksaan karena pemeriksaan yang komprehensif maka konsekuensinya waktu pemeriksaan akan lebih lama.
"Sebelum implementasi ILP pasien batuk pilek datang ke Puskesmas diobati ambil obat selesai, dengan ILP akan ditambah dengan pemeriksaan tensi, gula darah dan skrining kejiwaan," ujarnya.
Farida menyampaikan bahwa dalam implementasi ILP pencatatan dan pelaporan menjadi hal yang penting dan Kota Mojokerto telah memiliki aplikasi Gayatri.
"Alhamdulillah Kota Mojokerto punya aplikasi gayatri yang itu menjadi muara semua proses pelayan kesehatan yang semuanya bisa dicatat, dilaporkan dan dianalisa," katanya.
"ILP merupakan sebuah program yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk penguatan pelayanan kesehatan primer, yaitu pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas, posyandu dan puskesmas pembantu yang sifatnya promotive dan preventif," katanya di sela peluncuran di salah satu hotel di kota setempat, Rabu.
Ia mengatakan, tujuannya masyarakat yang sehat dan mandiri di seluruh kelompok umur dari bayi, balita, kelompok usia sekolah, kelompok usia produktif sampai dengan lansia.
Dia menuturkan implementasi ILP ini sebagai kegiatan yang konkret, nyata bagaimana seluruh bersama-sama melakukan sebuah transformasi dalam bidang kesehatan.
"Semuanya sudah harus kolaborasi multi pemangku kepentingan, semangatnya harus kebersamaan tidak bisa egosentris, dan hari ini sudah kita lakukan seluruh kepala OPD kita minta komitmennya. Sehingga, Pemerintah Kota Mojokerto ini konsern dalam bidang kesehatan," kata pria yang akrab disapa Mas Pj ini.
Dalam kesempatan ini, Mas Pj juga menyampaikan berdasarkan data BPS indeks kesehatan Kota Mojokerto tahun 2023 sudah berada di atas indeks kesehatan Provinsi Jawa Timur.
"Indeks Kesehatan Kota Mojokerto 0,86 di atas angka rata-rata provinsi yaitu 0,84. Meski demikian tidak boleh cepat berpuas diri karena saat ini seluruh daerah telah berpacu melakukan kinerja-kinerja produktif supaya masyarakatnya semakin sejahtera dan bahagia," tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) Kota Mojokerto Farida Mariana mengatakan ILP di Kota Mojokerto sudah mulai dilakukan sejak akhir 2022 dengan sosialisasi yang dilanjutkan dengan uji coba di 11 Posyandu pada bulan Juli 2024.
"Target ke depan ILP akan dilaksanakan di 63 Posyandu, 6 puskesmas yang ada di Kota Mojokerto wajib melaksanakan," ujarnya.
Terkait sumber daya dalam melaksanakan ILP, Farida menyampaikan Pemerintah Kota Mojokerto memiliki cukup SDM dan mempunyai nilai lebih dengan adanya prameswari yang tidak dimiliki oleh daerah lain dan semuanya diberdayakan untuk pelaksanaan ILP.
"Kita memiliki 426 tenaga kesehatan, 83 prameswari, 1621 kader motivator, 306 TPK, 786 kader kesehatan remaja, dan 222 kader KB," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dengan implementasi ILP, pemeriksaan karena pemeriksaan yang komprehensif maka konsekuensinya waktu pemeriksaan akan lebih lama.
"Sebelum implementasi ILP pasien batuk pilek datang ke Puskesmas diobati ambil obat selesai, dengan ILP akan ditambah dengan pemeriksaan tensi, gula darah dan skrining kejiwaan," ujarnya.
Farida menyampaikan bahwa dalam implementasi ILP pencatatan dan pelaporan menjadi hal yang penting dan Kota Mojokerto telah memiliki aplikasi Gayatri.
"Alhamdulillah Kota Mojokerto punya aplikasi gayatri yang itu menjadi muara semua proses pelayan kesehatan yang semuanya bisa dicatat, dilaporkan dan dianalisa," katanya.