Madiun (ANTARA) - PT KAI Daop 7 Madiun Jawa Timur memperbaiki geometri di sejumlah pelintasan sebidang di wilayah tiga kabupaten, yakni Madiun, Magetan, dan Ngawi sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api.
Manajer Humas KAI Daop 7 Madiun Rokhmad Makin Zainul dalam keterangannya di Madiun Minggu mengatakan, perbaikan geometri dilakukan dengan penggantian prasarana yang bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan keselamatan, tetapi juga kenyamanan perjalanan kereta api.
"Kegiatan perawatan prasarana merupakan hal yang rutin dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan potensi gangguan yang mungkin terjadi. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Tim Jalan Rel dan Jembatan Daop 7 Madiun adalah penggantian dan perbaikan geometri di perlintasan sebidang -JPL-," ujar Zainul.
Menurutnya, perawatan dan perbaikan yang telah dilakukan meliputi perbaikan geometri jalur di perlintasan, penggantian rel tipe R54, penggantian wesel, serta pembaruan bantalan rel di wilayah Daop 7.
Guna menjaga kestabilan jalur kereta api, juga dilakukan penambahan batu balas untuk meningkatkan kestabilan dan elastisitas jalur KA.
Zainul menjelaskan, sejak awal bulan Juni hingga tanggal 15 ini, KAI Daop 7 Madiun telah melaksanakan perbaikan geometri pada perlintasan sebidang (JPL) di tiga kabupaten secara bertahap, di antaranya di JPL 04 (Perlintasan Ngetrep) Jalan Desa Ngetrep, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun.
Kemudian, perbaikan geometri di JPL 13 (Perlintasan Bayem Taman) Jalan Raya Karangmojo, Desa Bayem Taman, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan. JPL 114 terletak di perlintasan Jalan Raya Provinsi Madiun–Surabaya Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun.
Lalu, JPL 111 di Jalan Raya Provinsi Madiun–Surabaya Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun; JPL 26 di Jalan Raya Paron Desa Paron Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi, serta JPL 35 di Perlintasan Kedunggalar Jalan Raya Kedunggalar Desa Pulorejo Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi.
KAI juga menghadirkan inovasi berbasis keberlanjutan lingkungan dalam bidang prasarana. Salah satunya adalah penggantian bantalan kayu pada jembatan baja dengan bantalan sintetis yang lebih ramah lingkungan, tahan lama, dan efisien.
"Bantalan sintetis ini lebih kuat, tahan terhadap cuaca ekstrem, serta tidak memerlukan penebangan pohon dalam proses produksinya. Hal ini selaras dengan program perusahaan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) untuk kelestarian lingkungan," kata Zainul.