Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menyiapkan alternatif jembatan darurat pascaambruknya jembatan di Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jawa Timur.
Plt Bupati Sidoarjo Subandi di Sidoarjo, Selasa, mengatakan pihaknya menginstruksikan kepada dinas PU Bina Marga Sidoarjo membangun jembatan Bailey untuk membantu mobilisasi warga di wilayah pesisir timur Sidoarjo tersebut.
"Kami memerintahkan pemasangan jembatan Bailey agar segera ada jalan alternatif, sehingga perekonomian warga tidak terganggu," ucapnya.
Ia mengatakan, keberadaan dan fungsi jembatan tersebut sangat vital karena merupakan akses utama warga menuju ke Kota Sidoarjo.
Ia menjelaskan, jembatan Bailey adalah jembatan dengan konstruksi rangka baja yang bersifat portabel dan bisa dibangun secara cepat serta dapat dipindah-pindah sesuai dengan kebutuhan.
"Jembatan Bailey untuk pengganti sementara Jembatan Kedungpeluk dengan lebar 3 meter. Panjangnya menyesuaikan dengan kebutuhan akses warga," katanya.
Subandi menjelaskan, salah satu penyebab ambruknya jembatan Kedungpeluk itu adalah struktur bangunannya yang sudah lama yakni sekitar 1975-an.
"Sebelumnya juga sudah terjadi retakan dan retakan itu melebar hingga kemudian ambruk. Bersyukur tidak sampai ada warga yang menjadi korban," tuturnya.
Salah satu warga, Sony berharap jembatan segera dilakukan perbaikan karena banyak aktivitas perekonomian yang memerlukan akses jalan di antaranya, petani tambak, kupang, dan sebagainya.
"Mudah-mudahan perekonomian masyarakat tidak terganggu lagi," ucapnya.
Ia mengatakan, warga terpaksa harus memutar lebih jauh lagi akibat ambruknya jembatan tersebut, dan itu memakan waktu yang cukup lama.
"Kami berharap perbaikan segara dilakukan, karena jembatan tersebut merupakan akses vital perekonomian warga yang ada di sekitar sini," ucapnya.
Ia menjelaskan, jembatan Bailey adalah jembatan dengan konstruksi rangka baja yang bersifat portabel dan bisa dibangun secara cepat serta dapat dipindah-pindah sesuai dengan kebutuhan.
"Jembatan Bailey untuk pengganti sementara Jembatan Kedungpeluk dengan lebar 3 meter. Panjangnya menyesuaikan dengan kebutuhan akses warga," katanya.
Subandi menjelaskan, salah satu penyebab ambruknya jembatan Kedungpeluk itu adalah struktur bangunannya yang sudah lama yakni sekitar 1975-an.
"Sebelumnya juga sudah terjadi retakan dan retakan itu melebar hingga kemudian ambruk. Bersyukur tidak sampai ada warga yang menjadi korban," tuturnya.
Salah satu warga, Sony berharap jembatan segera dilakukan perbaikan karena banyak aktivitas perekonomian yang memerlukan akses jalan di antaranya, petani tambak, kupang, dan sebagainya.
"Mudah-mudahan perekonomian masyarakat tidak terganggu lagi," ucapnya.
Ia mengatakan, warga terpaksa harus memutar lebih jauh lagi akibat ambruknya jembatan tersebut, dan itu memakan waktu yang cukup lama.
"Kami berharap perbaikan segara dilakukan, karena jembatan tersebut merupakan akses vital perekonomian warga yang ada di sekitar sini," ucapnya.