Surabaya (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur Aries Agung Paewai menyatakan tidak ada dugaan kekerasan terkait kasus meninggalnya siswa SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun berinisial GPN (16).
Aries dalam keterangan di Surabaya, Kamis, menyatakan berdasarkan laporan yang diterima dari Kepala SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun Agus Supriyono, almarhum menderita infeksi paru-paru dan saluran kencing yang berdampak ke otak. Hasil ini didapat dari rekam medis RS Widodo Ngawi.
"Sementara untuk kekerasan fisik dari laporan yang saya terima tidak ada. Hasil rontgen juga menyatakan dada ada bronkitis, kepala normal. Namun, terlepas dari itu saya atas nama Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur mengucapkan turut berbela sungkawa kepada keluarga," ucapnya.
Baca juga: Pemkot Kediri lima besar gerakan transisi PAUD-SD oleh BBPMP Jatim
Pj Wali Kota Batu itu juga menceritakan bahwa sebelum meninggal, GPN masih sempat mengikuti kegiatan persiapan class meeting di sekolah, termasuk almarhum sempat ikut berlatih menari untuk persiapan tampil.
"Namun di hari Sabtunya (8/6) sekitar pukul 19.30 WIB almarhum mengeluhkan pusing dan demam. Oleh pengasuh dan temannya dibawa ke UKS di bawah pengawasan perawat jaga malam," katanya.
Kemudian karena kondisi melemah, almarhum dirujuk ke UGD RS Sogaten kota Madiun. Tidak ada perkembangan dan terus menurun, kemudian oleh keluarga langsung dirujuk ke RS Widodo Ngawi dan masuk ruang ICU.
Kabar meninggalnya GPN baru diterima oleh Disdik Jatim dan sekolah pada Rabu (12/6). Ia juga mengakui Tim Kasatreskrim Polresta Madiun juga melakukan konfirmasi ke sekolah, keluarga, dan pihak rumah sakit, untuk memastikan sebab meninggalnya GPN.
"Dari hasil rekam medis yang dipegang Kasatreskrim ini yang membuat kami menyangkal adanya kekerasan di sekolah terhadap ananda GPN. Dan hasil ini juga dibacakan di depan orang tua almarhum bahwa memang meninggalnya ananda karena sakit infeksi paru," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang beredar di beberapa media arus utama tanggal 26 Juni 2024,diberitakan pada 12 Juni GPN, salah seorang siswi SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun dinyatakan meninggal dunia.
Kematian mendadak GPN dianggap pihak keluarga janggal, karena siswa kelas X ini sebelumnya dalam kondisi sehat dan baik-baik saja saat pulang ke Ngawi dua minggu sebelum meninggal dunia.